REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta menghadirkan konsep puskesmas tanpa dinding dengan menerjunkan 45 orang bidan baru ke setiap kelurahan. Lewat program Satu Kampung Satu Bidan, masing-masing bidan atau nakes akan bertanggung jawab penuh di satu kelurahan.
"Banyak lansia jompo tinggal di gang-gang sempit, becak saja tidak bisa masuk, jadi ya harus didatangi. Maka puskesmas tanpa dinding, termasuk bidan dan nakes baru ini, akan menerobos ke 169 kampung," ujar Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Yogyakarta, Jumat (3/10/2025).
Hasto menuturkan, saat ini terdapat 1.169 lansia jompo di Kota Yogyakarta yang harus dijangkau langsung agar mendapat layanan kesehatan. Program Satu Kampung Satu Bidan itu, kata dia, memastikan kualitas hidup warga sejak lahir hingga lanjut usia.
"Mereka akan mengawal daur hidup manusia, memastikan kualitas hidup warga, anak yang akan dilahirkan tidak stunting, lansia diperhatikan kesehatannya, karena Kota Yogyakarta menua dengan 16 persen lansia, sehingga pemerintah hadir melalui layanan pemeriksaan kesehatan gratis," ujar dia.
Mulai Oktober 2025, bidan dan tenaga kesehatan baru tersebut bakal mendampingi 45 kelurahan bersama puskesmas dengan lima fokus intervensi utama, yaitu penyakit menular TBC dan HIV, penyakit tidak menular, pencegahan stunting, kesehatan lansia, serta kesehatan jiwa. "Membangun sumber daya manusia itu tidak hanya fokus pada warganya, tapi juga petugas kita. Sebulan lagi bidan dan nakes dikumpulkan, kita evaluasi dengan indikator konkret. Data TBC, HIV, risiko stunting, lansia yang diabetes dan hipertensi, juga kesehatan jiwa termasuk ODGJ. Semua by name by address harus sudah ada dalam genggaman, melalui aplikasi Jogja Sehat di Jogja Smart Service (JSS)," ujar Hasto.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menambahkan program tersebut merupakan upaya mendekatkan tenaga kesehatan dengan masyarakat. Program itu, kata dia, juga didukung lewat pengembangan aplikasi Jogja Sehat oleh Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta.
Sistem dalam aplikasi itu memperkuat pencatatan, pelaporan, dan koordinasi lintas sektoral agar layanan lebih efektif. "Pendataan, pendampingan, dan pelaporan para nakes jadi lebih mudah. Ini juga menandai komitmen Pemkot pada layanan kesehatan yang merata, responsif, dan berbasis teknologi untuk visi pembangunan manusia yang sehat, produktif, dan sejahtera," kata Emma.
sumber : Antara