Putin Pusing! Industri Batu Bara Rusia Jatuh ke Jurang Krisis Terdalam

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri batu bara Rusia tengah menghadapi krisis terdalam sejak dekade 1990-an, seiring turunnya permintaan global dan tekanan sanksi internasional akibat invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Mechel, salah satu perusahaan tambang terbesar di negara itu, menjadi produsen batu bara pertama yang secara terbuka menerima bantuan pemerintah dalam upaya menyelamatkan sektor yang kini terancam runtuh.

Menurut laporan kantor berita Interfax sebagaimana dikutip The Moscow Times, Jumat (4/7/2025), Perusahaan tersebut mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh penangguhan pembayaran pajak dan iuran jaminan sosial senilai 13 miliar rubel atau sekitar Rp2,27 triliun selama 3 tahun.

Selain itu, Mechel juga akan mendapat keringanan tambahan sekitar 500 juta rubel atau sekitar Rp87,5 miliar per bulan dari skema bantuan industri yang lebih luas, termasuk penangguhan pajak ekstraksi mineral dan iuran asuransi sosial.

Meski menerima bantuan besar, Mechel memperingatkan bahwa masa depan industri tetap suram.

CEO Mechel, Oleg Korzhov, menegaskan bahwa "hampir semua produsen batu bara menghadapi kondisi yang sangat sulit," dan pihaknya bahkan merencanakan pemotongan pengiriman sekitar seperempat dari total volume tahun lalu.

"Pada nilai tukar saat ini, menjual batu bara tidak menguntungkan," kata Korzhov.

Meskipun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih kecil dibandingkan sektor minyak dan gas, industri batu bara tetap krusial bagi perekonomian Rusia. Ratusan ribu pekerja menggantungkan hidup pada industri ini, khususnya di kota-kota terpencil yang hanya memiliki satu industri utama.

Namun sanksi Uni Eropa terhadap agresi militer Putin telah memutus ekspor batu bara Rusia sejak 2022. Upaya untuk mengalihkan pasar ke negara-negara seperti China dan India belum mampu menutupi kekurangan permintaan.

Isaac Levi, Kepala Tim Analisis Kebijakan dan Energi Eropa-Rusia di Centre of Research on Energy and Clean Air (CREA), menyatakan bahwa bantuan negara menjadi satu-satunya alasan sebagian besar perusahaan batu bara masih bisa bertahan dari ancaman kebangkrutan.

"Secara industri, sektor batu bara Rusia tengah berjuang keras, dan dukungan negara tampaknya menjadi salah satu dari sedikit penyelamat," ujar Levi kepada Newsweek.

Menurut Levi, salah satu penyebab utama krisis ini adalah penurunan permintaan global, khususnya dari China, tempat harga batu bara dan produksi baja menurun drastis. Hal ini diperparah oleh penguatan nilai rubel, rendahnya harga batu bara domestik dan global, serta sanksi yang membatasi akses pasar, menaikkan biaya logistik, dan mempersulit pendanaan.

Ke depan, Levi mengatakan bahwa jika produksi batu bara di Rusia terus dikurangi dan suku bunga menurun, yang dapat melemahkan nilai tukar rubel terhadap dolar, beban keuangan industri bisa sedikit mereda.

Namun, prospek ekspor tetap bergantung besar pada permintaan dari China. "Setiap fluktuasi dalam aktivitas impor China dapat berdampak signifikan pada pemulihan industri dan stabilitas harga," ujarnya.

Adapun krisis di sektor batu bara datang bersamaan dengan melemahnya indikator ekonomi Rusia lainnya. Tambang Spiridonovskaya di wilayah Kemerovo, Siberia, bahkan telah menangguhkan operasinya bulan lalu akibat kekurangan dana, menurut laporan dari Kementerian Industri Batu Bara daerah.

Dalam waktu yang sama, aktivitas manufaktur di Rusia juga merosot tajam. Menurut data S&P Global, Purchasing Managers' Index (PMI) sektor manufaktur turun dari 50,2 pada Mei menjadi 47,5 yang menandakan kontraksi.

Kekhawatiran ini juga digaungkan oleh para pejabat tinggi Rusia. CEO Sberbank, bank terbesar di Rusia, German Gref, memperingatkan bahwa inflasi tinggi dan suku bunga utama yang tinggi tidak akan mudah diatasi.

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina, bahkan menyatakan bahwa "kondisi untuk pertumbuhan sudah habis," sementara Menteri Ekonomi Maxim Reshetnikov mengatakan negara ini "di ambang resesi."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Citra Satelit! Kim Jong Un & Putin Diam-Diam Bangun Proyek Raksasa

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|