Respons Muslim dan Arab Amerika Trump Umumkan AS Kendalikan Gaza

2 months ago 31

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Arab Amerika dan Muslim Amerika Serikat (AS), termasuk beberapa yang mendukung Donald Trump dalam pemilihan 2024, mengkritik usulan sang presiden agar Paman Sam mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina. Meski begitu, beberapa dari mereka masih percaya bahwa Trump adalah pilihan terbaik untuk perdamaian abadi di wilayah tersebut.

Kebanyakan dari mereka menilai omongan Trump sebagai "gertakan yang tidak realistis". Trump tidak mungkin membayar harga politik yang besar di masyarakat dengan merealisasikan hal tersebut.

"Kami percaya bahwa ide-idenya, meskipun bermaksud baik, telah membuat banyak orang kesal," kata pendiri Arab Americans for Trump, Bishara Bahbah, yang membantu menggalang dukungan untuknya di Michigan dan negara bagian medan pertempuran pemilu AS lain, dikutip Reuters, Kamis (6/2/2025).

"Kami menentang pemindahan warga Palestina, baik secara sukarela maupun tidak, dari tanah air mereka," tegasnya.

Meski demikian, Bahbah mengatakan Trump masih pilihan terbaik untuk menghindari pertumpahan darah di Gaza. Arab Americans for Trump sendiri sudah merubah nama menjadi Arab Americans for Peace setelah pemilihan Trump.

Sebelumnya, Trump menguraikan gagasan AS "mengambil alih" Gaza selama konferensi pers Gedung Putih dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa. Trump juga mengajukan usulan untuk merelokasi warga Palestina ke negara-negara tetangga dan membangun kembali wilayah yang dilanda perang itu menjadi "Riviera Timur Tengah," tanpa mengesampingkan kemungkinan pengerahan pasukan AS.

Perlu diketahui, pergerakan warga Amerika Arab dan Muslim yang menjauh dari Partai Demokrat kemungkinan menjadi faktor kemenangan Trump, yang diusung Partai Republik. Hal tersebut berdampak besar di negara bagian Michigan, yang merupakan rumah bagi populasi warga Arab, Muslim, dan Palestina terbesar negeri itu.

Banyak warga komunitas ini memilih menentang Wakil Presiden saat itu, Kamala Harris, untuk memprotes dukungan pemerintahan Biden terhadap perang Israel di Gaza sebagai balasan atas serangan 7 Oktober 2023. Beberapa juga memuji Trump yang mengatur gencatan senjata, meskipun itu terjadi sebelum ia memasuki Gedung Putih.

Jajak pendapat nasional yang dilakukan oleh kelompok advokasi Council on American-Islamic Relations menunjukkan bahwa 53% warga Muslim memilih kandidat Partai Hijau, Jill Stein dalam pemilihan 2024, dengan Trump dan Harris masing-masing memperoleh 21% dan 20%. Jajak pendapat yang mensurvei 1.575 pemilih Muslim melalui pesan teks itu menandai kontras tajam dengan tahun 2020, ketika 69% Muslim Amerika memilih Biden dan hanya 17% yang memilih Trump.

Sementara itu, Rabiul Chowdhury, salah satu pendiri Muslims for Trump, mengatakan bahwa meskipun ia frustrasi karena tidak ada solusi jangka panjang yang layak untuk perdamaian dan pembangunan kembali yang dibahas untuk Gaza, ia tidak menyesal mendukung Trump. Retorika Trump, ujarnya, tak sama dengan tindakan Biden dan Harris.

"Menyamakan retorika Trump dengan tindakan Biden dan Harris tidak hanya tidak jujur tetapi juga tidak jujur," katanya, mengkritik pasokan senjata dan dukungan lain dari pemerintahan Biden untuk Israel saat mengebom Gaza.

"Jika kita menyamakan tindakan Trump dengan tindakan Biden dan Harris, kontrasnya tidak dapat disangkal. Trump adalah pilihan yang lebih baik," tambahnya.

Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden berdiri teguh di pihak Israel selama serangannya ke Gaza meskipun berulang kali mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk mengekang korban sipil dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke daerah kantong itu. Biden juga memuji kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku bulan lalu karena sebagian besar mencerminkan kerangka usulan yang diajukannya tahun lalu.

Di sisi lain, Osama Siblani, penerbit Arab American News yang berkantor pusat di Dearborn, Michigan, mengatakan dia tidak mengira banyak orang di komunitas itu akan menyesali keputusan mereka untuk mendukung Trump atau tidak memberikan suara untuk Harris karena dukungannya terhadap Israel. Namun Siblani, juru bicara Komite Aksi Politik Arab Amerika, yang tidak mendukung salah satu kandidat dalam pemilihan 2024, menyamakan retorika Trump dengan "orang gila" dan mengatakan mereka tidak akan memajukan tujuan perdamaian.

"Alih-alih membantu orang untuk pulih, dia mencoba memanfaatkan kesengsaraan mereka," katanya kepada Reuters.

"Saya tidak percaya seorang presiden Amerika Serikat membuat saran seperti itu," ujarnya.

Yahya Basha, seorang dokter dan pendiri Muslims for American Progress, mengatakan dia tidak terkejut dengan komentar Trump. Mengingat pernyataan sebelumnya oleh menantunya Jared Kushner tentang Gaza sebagai lokasi yang bagus untuk resor masa depan, tetapi tetap skeptis bahwa AS akan melaksanakan rencana tersebut.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mengejutkan! Trump Sebut AS Akan Ambil Alih Gaza

Next Article Video: Maulid Nabi Muhammad SAW, Begini Makna dan Keutamaan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|