RI Belum Akan Ekspor Listrik ke Singapura, Pemerintah Minta Hal Ini

17 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat suara perihal rencana ekspor listrik 'bersih' ke Singapura yang sempat digembar-gemborkan pada tahun 2024 lalu.

Bahlil menegaskan, sejatinya Indonesia tidak ada masalah jika mengekspor listrik khususnya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ke Singapura.

Namun, dia mempertanyakan apa timbal balik yang bisa didapatkan Indonesia jika mengekspor listrik 'bersih' ke Singapura.

"Untuk ekspor listrik ke Singapura, kita nggak ada masalah. Tapi saya tanya Singapura kasih Indonesia apa?," jelasnya saat ditanya kelanjutan rencana ekspor listrik ke Singapura, ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/2/2025).

Dia menekankan, sesama negara yang berada di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) harus saling berbagi, salah satunya Indonesia yang mau bekerja sama ekspor listrik dengan Singapura.

"Jadi gini, kita itu kan harus equal treatment. Kita ini kan di kawasan ASEAN, kita ingin untuk sharing. Kita ingin berbagi dengan Singapura, tapi Singapura bagi kita apa?," tambahnya.

Yang diinginkan, lanjut Bahlil, salah satunya Singapura harus menanamkan investasinya di Indonesia entah itu di sektor hilirisasi atau sektor lainnya.

"Dia harus melakukan investasi bareng, kan kita lagi dorong hilirisasi, kita lagi mendorong hilirisasi. Ya dia juga melakukan investasi bareng dong. Jangan energi baru terbarukan kita kirim, dia minta CCS, kemudian Indonesia, apa?," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Tenaga Kerja & Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan, Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW) yang bersumber dari EBT khususnya dari energi surya.

Dia mengatakan penandatanganan MoU tersebut disertai dengan persetujuan bersyarat yang telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura seperti yang sudah disetujui sejak persetujuan antara Indonesia dengan Singapura pada tahun 2023 lalu.

Bedanya, di tahun 2024, kesepakatan ekspor listrik tersebut bertambah 1 GW menjadi total sebesar 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura.

"Proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 Giga Watt (GW) dari Indonesia ke Singapura," ujar Tan See Leng pada kesempatan yang sama, Kamis (5/9/2024).

Dia menyebutkan penambahan ekspor listrik dari Indonesia ke Singapura tersebut sejalan dengan penambahan target impor listrik Singapura dari yang sebelumnya sebesar 4 GW menjadi 6 GW pada tahun 2035 mendatang.

Ada pula, izin tambahan untuk ekspor dari dua konsorsium RI antara lain Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power with Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Strategi Gubernur Maluku Untuk Terus Gas Program Prioritas

Next Article Tiba-Tiba Bahlil Sebut Kaji Ulang Ekspor Listrik ke Singapura, Kenapa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|