RI Desak PBB Ambil Langkah Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Christiawan Nasir mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera mengambil langkah mengakhiri penderitaan rakyat Palestina setelah disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

"Kami menyambut baik tercapainya gencatan senjata di Gaza, dan kesepakatan ini harus menjadi langkah awal mencapai perdamaian di Timur Tengah," ujar Wamenlu yang akrab disapa Tata dalam Sidang Terbuka di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (20/1/2025).

Meski begitu, Tata menyebut ia menyesalkan bahwa kesepakatan ini baru tercapai setelah jatuh puluhan ribu korban jiwa. "DK PBB harus memastikan setiap fase kesepakatan ini dijalankan sepenuhnya dan menghentikan siklus kekerasan yang terus berulang," tegasnya.

Lebih lanjut, Wamenlu RI juga menyoroti pembangunan pemukiman ilegal di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang terus meluas, yang disertai dengan kekerasan dan impunitas yang semakin tak terkendali.

Dalam pernyataannya, Tata menyampaikan dua hal yang menurutnya harus menjadi fokus utama pasca disepakatinya gencatan senjata, yakni mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza dan mengembangkan solusi politik yang komprehensif untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

Ia menyerukan agar bantuan kemanusiaan dapat segera disalurkan tanpa hambatan dan juga menekankan pentingnya jaminan keselamatan bagi pekerja kemanusiaan. Tak hanya itu, Tata juga mendesak agar upaya rekonstruksi Gaza mulai dipersiapkan, termasuk pencabutan blokade 18 tahun yang telah melumpuhkan perekonomian Gaza.

"Peran UNRWA sangat krusial dalam mencapai langkah-langkah tersebut. DK PBB harus melindungi UNRWA dari segala ancaman dan kampanye disinformasi yang menyerang lembaga ini," ujarnya.

Selain itu, Tata menegaskan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan menuju masa depan yang adil bagi Palestina dan Israel. "Alternatif lain hanya akan menghasilkan apartheid dan penindasan," imbuhnya.

Menurut Tata, DK PBB harus menegaskan relevansinya terkait konflik ini. Di tengah situasi global yang semakin kompleks, ia menyerukan negara anggota tetap DK PBB untuk menghentikan kebuntuan dan mendorong reformasi DK PBB.

"Sejarah akan menilai apakah DK PBB mampu bangkit menghadapi tantangan atau justru menjadi tidak relevan," pungkasnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Gagal?

Next Article Perdamaian Israel-Hamas di Depan Mata, Nasib Gaza Segera Ditentukan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|