Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu), merespon gelombang serangan udara yang mengakhiri gencatan senjata di Gaza sekaligus menandai eskalasi besar dalam konflik Israel-Palestina.
"Indonesia mengecam keras serangan terbaru Israel ke Gaza (17/3/2025), yang telah menewaskan setidaknya 232 warga sipil, termasuk anak-anak, di bulan suci Ramadan," ujar Kemlu dalam unggahan di X, dikutip Rabu (19/3/2025).
Terkait serangan tersebut, Kemlu menyebut situasi ini telah menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan mengganggu prospek negosiasi perdamaian menuju Solusi Dua Negara.
"Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB dan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel, serta menyerukan semua pihak memulihkan gencatan senjata demi mencegah lebih banyak korban sipil," tegas Kemlu.
"Indonesia menegaskan kembali posisinya yang konsisten bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi di kawasan."
Sebagai informasi, serangan Israel terbaru tersebut telah menewaskan lebih dari 400 orang dalam satu hari, menjadi hari paling berdarah sejak awal perang di Gaza pada 2023.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan 404 korban jiwa akibat serangan tersebut. Namun angka yang diperbarui menyatakan korban tewas mencapai 413 orang. Sementara itu, lebih dari 600 orang lainnya mengalami luka-luka.
Pejabat militer Israel mengeklaim bahwa serangan tersebut menargetkan komandan militer Hamas serta pejabat politik kelompok tersebut.
Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa serangan udara dan tembakan artileri masih terus berlanjut sepanjang sore hingga malam. Para petugas bantuan di Gaza melaporkan bahwa ratusan hingga ribuan orang mulai mengungsi untuk mematuhi perintah evakuasi Israel.
Adapun serangan dilaporkan terjadi di Gaza utara serta di kota-kota Deir al-Balah dan Khan Younis di bagian tengah. Salah satu serangan dilaporkan menewaskan 17 anggota satu keluarga di Rafah, termasuk lima anak, orang tua mereka, serta seorang pria dengan tiga anaknya, menurut laporan tenaga medis di rumah sakit setempat.
Saksi mata menggambarkan pemandangan mengerikan di rumah sakit Nasser di Khan Younis, di mana pasien tergeletak di lantai, beberapa di antaranya berteriak kesakitan, sementara seorang gadis kecil menangis saat lengannya yang berlumuran darah diperban.
Di rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza, para penyintas mengadakan pemakaman darurat bagi puluhan jenazah yang berjejer di halaman.
Para ibu meratapi tubuh anak-anak mereka yang berlumuran darah sementara pesawat tempur terus berdengung di langit. Dokter berjuang keras menangani arus korban yang terus berdatangan.
Korban tewas termasuk pejabat tinggi Hamas, termasuk pemimpin politik tertinggi di Gaza dan beberapa menteri, selain banyak perempuan dan anak-anak, menurut pejabat Palestina.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata Permanen Dari Hamas
Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza