Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, dengan 61% penambahan kapasitas pembangkit listrik berasal dari Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang menyambut positif kebijakan dari pemerintah tersebut. Terlebih RUPTL ini sudah lama dinantikan oleh para pelaku usaha di sektor kelistrikan.
"Jadi kalau saya lihat memang ini bagus tapi memang perlu dijaga betul supaya implementasinya bisa betul-betul lancar ke depan," kata Arthur dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (27/5/2025).
Meski demikian, ia menilai bahwa keberhasilan dari implementasi RUPTL terletak pada dukungan kebijakan yang konsisten serta perbaikan regulasi. Khususnya pada proses negosiasi kontrak dan tender yang perlu disederhanakan.
"Seperti contoh dari proses negosiasi kontrak dan juga tender tentunya perlu lebih disempurnakan lagi supaya lebih transparan, lebih akuntabel, dan juga memang yang kami harapkan tentunya adanya pencapaian return yang maksimal, itu penting," katanya.
Arthur menilai iklim investasi sangat tergantung pada kepastian return yang memadai bagi pelaku usaha. Mengingat, pelaku usaha tidak bisa memaksakan listrik murah, sementara inovasi dan pengembangan teknologi baru butuh investasi besar di awal. Oleh sebab itu, dukungan nyata dari pemerintah dan PLN sangat dibutuhkan.
Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari total rencana penambahan sebesar 69,5 gigawatt (GW), sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.
Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.
Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bahlil: Batu Bara Bukan Barang Haram, Ada PLTU Hingga 2034
Next Article Wow! Sampai 2034 RI Bakal Bangun 71 GW Listrik Hijau