Sayuran, Kapan Sebaiknya Dimakan Mentah atau Dimasak

8 hours ago 4

Sayuran, Kapan Sebaiknya Dimakan Mentah atau Dimasak Sayuran hijau. - Foto dibuat oleh AI - StockCake

Harianjogja.com, JOGJA—Perdebatan antara sayuran mentah dan dimasak bukan sekadar soal selera. Banyak orang menganggap makan sayur mentah otomatis lebih sehat, sementara yang lain percaya proses memasak justru membuat tubuh lebih mudah menyerap gizi. Faktanya, keduanya punya keunggulan masing-masing, tergantung pada jenis sayuran dan cara mengolahnya.

Mengapa Sayuran Mentah Jadi Pilihan Banyak Orang

Sayuran mentah dikenal kaya vitamin yang sensitif terhadap panas, seperti vitamin C dan berbagai jenis vitamin B. Ketika Anda mengonsumsi bayam, brokoli, kale, atau paprika dalam keadaan mentah, tubuh mendapat asupan besar vitamin C dan folat, dua nutrisi penting untuk daya tahan tubuh dan produksi energi.

Selain itu, sayuran mentah masih menyimpan enzim alami yang membantu pencernaan dan menjaga sel tetap sehat. Kandungan seratnya juga belum rusak oleh panas, membuatnya lebih utuh dan efektif mendukung kesehatan usus serta memberi rasa kenyang lebih lama.

Namun, tidak semua orang cocok dengan sayur mentah. Bagi mereka yang memiliki perut sensitif, serat yang keras bisa memicu kembung atau gangguan pencernaan. Dalam hal ini, proses pemasakan justru membantu melunakkan serat dan membuat sayuran lebih mudah dikunyah serta dicerna.

Saat Memasak Justru Meningkatkan Gizi

Meski panas dapat menurunkan sebagian vitamin yang larut dalam air, memasak juga bisa membuka “kunci nutrisi” tertentu. Vitamin A, E, dan K, yang larut dalam lemak, lebih mudah diserap tubuh setelah sayuran dipanaskan.

Likopen dalam tomat dan beta-karoten dalam wortel adalah dua contoh paling jelas. Ketika tomat diolah menjadi saus atau wortel dikukus ringan, kandungan antioksidannya meningkat dan lebih mudah digunakan tubuh.

Selain itu, panas membantu memecah dinding sel tanaman, memungkinkan penyerapan lebih baik terhadap mineral seperti zat besi dan kalsium. Proses memasak juga menurunkan kadar oksalat, senyawa alami yang bisa menghambat penyerapan mineral dan meningkatkan risiko batu ginjal.

Pilih Cara Memasak yang Tepat

Tidak semua cara memasak sama dalam mempertahankan nutrisi. Mengukus sering dianggap metode paling ramah gizi karena tidak melibatkan banyak air dan menjaga struktur vitamin tetap stabil.

Microwave juga menjadi pilihan baik karena menggunakan waktu dan air minimal, menjaga vitamin tetap utuh. Sementara itu, menumis cepat dengan sedikit minyak membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti karotenoid, tanpa banyak kehilangan vitamin lain.

Sebaliknya, merebus sayur terlalu lama justru menyebabkan sebagian besar vitamin larut ke dalam air. Bila Anda tetap ingin merebus, gunakan air sisa rebusan untuk membuat sup atau saus agar nutrisi tidak terbuang percuma.

Keseimbangan Adalah Kuncinya

Tak ada satu cara makan sayuran yang benar untuk semua orang. Tubuh tetap mendapat manfaat, baik dari mentimun mentah yang segar maupun dari semangkuk wortel panggang hangat.

Kuncinya adalah variasi, kombinasikan salad segar dengan sayur kukus atau tumis ringan agar tubuh mendapat keseimbangan antara enzim alami dan nutrisi yang lebih mudah diserap. Dengan begitu, setiap hidangan sayur yang Anda nikmati akan menjadi langkah kecil menuju kesehatan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : The Times of India

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|