Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI terus menunjukkan komitmennya sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia. Hal ini diwujudkan BRI melalui perluasan akses keuangan yang inklusif selama 129 tahun berdiri.
Tidak heran jika BRI telah berkontribusi sebesar 72,2% dari 90% pencapaian indeks inklusi keuangan nasional pada 2024. Hal ini tercermin dari pembiayaan, pemberdayaan, dan pendampingan yang dilakukan BRI kepada para nasabah, termasuk UMKM.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk mendorong UMKM di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang. Terlebih lagi, sesuai dengan core plan transformasi jilid II, BRI jelas akan terus berupaya memberikan kemudahan akses keuangan kepada para pelaku UMKM.
"Maka di-designation statement yang kedua itu champion of financial inclusion. Jadi terus memperluas akses, terutama akses pembiayaan. Nah, apakah hanya di situ? Tidak. Karena tadi disampaikan oleh Pak Dirut Sunarso bahwa pembiayaan itu salah satu saja dari peran BRI. Karena sesungguhnya hasil riset UMKM itu tidak hanya butuh pembiayaan, tetapi lebih penting lagi kebutuhannya adalah pemberdayaan, (empowerment) dan pendampingan," ungkap Supari dalam program Power Lunch, Selasa (4/2/2025).
Dia melanjutkan, saat ini BRI sudah mulai melengkapi diri dengan layanan-layanan pemberdayaan dan juga pendampingan. Selain itu, BRI juga terus mendorong agar proses inklusi keuangan di Indonesia tidak terbatas pada aspek akses keuangan saja, melainkan juga dimaknai sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tak hanya itu, BRI terus berkomitmen untuk membawa UMKM naik kelas. Menurut Supari, jika UMKM sudah naik kelas, maka kapasitas usahanya menjadi lebih besar, sehingga membutuhkan modal kerja yang semakin banyak. Di sinilah BRI bisa berperan untuk mendukung pembiayaan UMKM yang lebih besar. Dengan dukungan pembiayaan ini, para pelaku UMKM berkesempatan memperoleh margin atau keuntungan yang lebih besar.
"Karena siklusnya kan begini, dari mereka punya akses, kemudian aksesnya itu sekedar membuka rekening tabungan, kemudian kita berdayakan menjadi punya saldo, mengoperasikannya di dalam lembaga keuangan formal, maka mereka mempunyai catatan, catatan keuangan dan catatan perilaku keuangan. Dari situlah maka mereka nanti menjadi mudah untuk mengakses pembiayaan," ungkap Supari.
Supari juga menambahkan, apabila kapasitas usahanya naik, maka para UMKM ini sudah mulai membutuhkan layanan keuangan yang lain. Misalnya, layanan keuangan berupa asuransi maupun investasi.
"Maka dia akan memproteksi, dia kebutuhan proteksi supaya usahanya itu kalau terjadi musibah bisa cepat bangkit lagi," pungkasnya.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Komitmen BRI Majukan UMKM, Sebar Kredit Rp1.106 Triliun
Next Article Utamakan Edukasi, Bos BRI Ungkap 5 Jurus Dorong UMKM Indonesia Maju