Selain Siswa dan Alumni SMAN 11 Semarang, Chiko Juga Edit Wajah Guru Jadi Konten Deepfake Vulgar

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Alumnus SMAN 11 Semarang terduga pelaku pembuatan dan penyebaran foto serta video deepfake vulgar, Chiko Radityatama Agung Putra, telah dilaporkan Ditressiber Polda Jawa Tengah (Jateng). Menurut kuasa hukum terduga korban, Chiko tidak hanya mengedit wajah siswi dan alumni SMAN 11 Semarang, tapi juga guru di sekolah tersebut. 

Jucka Rajendhra Septeria Handhry mengungkapkan, sebanyak 15 terduga korban deepfake vulgar buatan Chiko telah menunjuknya sebagai kuasa hukum. "Untuk korban, ini terdiri dari alumni, siswi yang masih aktif, guru, kemudian juga ada siswi dari SMA lain," ujarnya ketika diwawancara seusai mendampingi terduga korban menjalani pemeriksaan di Ditressiber Polda Jateng, Rabu (22/10/2025). 

Dia menambahkan, para terduga korban yang didampinginya secara pro bono hanya para siswi dan alumni. Sementara guru SMAN 11 Semarang belum memberikan kuasa kepadanya. 

Para terduga korban yang didampingi Jucka berusia antara 16-19 tahun. Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Jucka menyebut, jumlah terduga korban kasus foto dan video deepfake vulgar yang diduga disebarluaskan Chiko berjumlah 30 orang. "Yang sudah menunjuk kami sebagai kuasa hukum ada 15 orang," ucapnya. 

Menurut Jucka, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Chiko diduga masih memiliki sekitar 1.100 foto di cakram keras miliknya. "Kami masih belum tahu itu bentuknya editan atau apa, hanya diketahui itu file google drive, isinya ada 1.100 foto. Kami belum tahu apakah itu masih mentah atau sudah diedit, dan akankah itu disebarluaskan," ujarnya.

Berdasarkan dugaan kepemilikan ribuan foto tersebut, Jucka berpendapat, tak menutup kemungkinan bertambahnya para terduga korban lain. Sementara itu, rekan Jucka yang juga menjadi kuasa hukum para terduga korban, Bagas Wahyu Jati, mengungkapkan, berdasarkan informasi dan keterangan yang dihimpun dari klien-kliennya, Chiko diduga mulai menyebarkan foto serta video deepfake vulgar lewat akun Twitter (kini bernama X) miliknya pada 2023. 

"Kalau dari postingannya, yang saya ketahui dari korban, itu mulai tahun 2023. Tapi kalau akunnya sendiri itu mulai dibuat 2021. Postingannya (foto dan video deepfake) itu masih ada sampai 2025," kata Bagas yang juga merupakan alumnus SMAN 11 Semarang. 

Menurut Bagas, para terduga korban mulai mengetahui bahwa wajahnya diedit dan ditempelkan pada foto serta video vulgar pada 6 Oktober 2025. "Berdasarkan informasi korban, (konten foto dan video deepfake vulgar) hanya di X. Kami belum tahu ada di platform media sosial lainnya atau tidak," ujarnya. 

Chiko saat ini terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Diponegoro (Undip) angkatan 2025. Bagas mengatakan, tak menutup kemungkinan pihaknya akan berkoordinasi dengan Undip terkait penanganan kasus Chiko. "Kalau dari FH Undip sendiri, berdasarkan berita yang saya dapat, ada tim khusus yang menyelidiki kasus ini. Tapi tindakannya sejauh apa, saya juga belum tahu," ucap Bagas. 

Menurut Bagas dan Jucka, sejak Senin (20/10/2025), dari 15 terduga korban yang mereka dampingi, tujuh di antaranya sudah diperiksa dan dimintai keterangan oleh penyidik Ditressiber Polda Jateng. "Sampai sekarang ini masih klarifikasi, jadi (sifatnya) masih aduan," kata Jucka. 

Jucka mengaku menerima informasi dari penyidik bahwa mereka bahkan sudah sempat memeriksa Chiko. "Namun karena adanya klarifikasi dari para korban-korban ini, nanti mungkin akan ada tindak lanjut tambahan keterangan dari terduga pelaku," ujarnya. 

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|