Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed/Fed), kembali memberi peringatan soal perang dagang Presiden Donald Trump. Kenaikan inflasi akan terjadi di Amerika dan tak akan terelakkan.
Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump telah mengancam kenaikan tarif impor pada mitra dagang utama termasuk China, Kanada, dan Meksiko, lalu kemudian menarik beberapa kebijakan di antaranya, yang menimbulkan kebingungan di antara investor dan pemimpin politik. Terbaru ia menaikkan tarif impor mobil 25% Kamis, setelah menaikkan bea masuk sebesar yang sama ke baja dan aluminium, seraya berjanji memperkenalkan lebih banyak lagi kenaikan pekan depan.
"Tampaknya tak terelakkan bahwa tarif akan meningkatkan inflasi dalam waktu dekat," kata Presiden Fed Boston Susan Collins dalam sebuah acara di Boston, dikutip AFP, Jumat (28/3/2025).
"Jika kenaikan tingkat harga itu seharusnya berdampak pada inflasi dengan relatif cepat," kata Collins, yang merupakan anggota pemungutan suara komite penetapan suku bunga Fed tahun ini, menegaskan pula jika tarif lain muncul atau diterapkan secara lebih luas, maka inflasi AS bisa lebih persisten.
Hal sama juga dikatakan Presiden Fed St. Louis Alberto Musalem. Sama seperti Collins, ia juga memiliki hak suara di komite penetapan suku bunga bank sentral AS tahun ini.
Ia berpendapat tarif kemungkinan akan meningkatkan harga secara langsung dan terbatas waktu. Ia berujar akan ada fek tidak langsung lainnya, yang dapat memiliki dampak "lebih persisten" pada inflasi.
Fed St.Louis sendiri memperkirakan bahwa total peningkatan inflasi bisa mencapai 1,2 poin persentase. Fed sendiri menargetkan inflasi di level 2%.
The Fed memiliki mandat ganda untuk mengatasi inflasi dan pengangguran, dengan menaikkan dan menurunkan suku bunga acuannya. Jika inflasi tetap berada di atas target Fed dan pasar tenaga kerja tetap relatif sehat, Fed dapat dipaksa untuk menghentikan pemotongan suku bunga lebih lama, yang akan membuat biaya pinjaman bagi konsumen dan bisnis tetap tinggi.
Survei keyakinan konsumen telah menunjukkan penurunan tajam sejak Trump kembali menjabat, dengan responden mengibarkan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari tarif, dan ketakutan tentang kenaikan inflasi. Awal bulan ini, pejabat Fed memperkirakan dua pemotongan suku bunga tahun ini, sambil meningkatkan prospek inflasi mereka dan memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan ekonomi.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Dilema The Fed-BI Tahan Suku Bunga,Tepat Hadapi Ketidakpastian?
Next Article Trump Presiden Lagi, Pasar Keuangan RI Masih Jadi Destinasi Investasi?