Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pencabutan sementara tarif tinggi yang menargetkan Kanada dan Meksiko. Ia memberikan sedikit penangguhan kepada perusahaan dan konsumen, setelah pasar AS bereaksi buruk terhadap kebijakannya itu.
Setelah kenaikan tarif hingga 25% berlaku ke dua negara tetangga Paman Sam, Selasa, pasar saham Wall Street anjlok. Para ekonom memperingatkan bahwa pungutan menyeluruh dapat membebani pertumbuhan AS dan meningkatkan inflasi.
Trump menandatangani perintah penundaan Kamis waktu setempat. Meski demikian, ia menepis anggapan bahwa keputusan itu terkait gejolak pasar.
Penundaan akan diberlakukan hingga 2 April. Ini pun dilakukan setelah sebelumnya Rabu, Trump memberikan keringanan tarif yang sama ke para produsen mobil "top 3" Stellantis, Ford dan General Motors, selama satu bulan dengan rujukan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA).
"Langkah-langkah terbaru membuat kondisi jauh lebih menguntungkan bagi produsen mobil Amerika kita," kata Trump, dikutip AFP, Jumat (7/3/2024), seraya menekankan tarif umum untuk baja dan aluminium masih akan berlaku pekan depan.
Khusus Meksiko. Trump mengatakan mengadakan percakapan yang sangat baik dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum lagi. Menurutnya ada "kemajuan yang luar biasa" pada imigrasi ilegal dan narkoba yang masuk ke AS, yang menjadi dasar Trump mengancam tarif ke negeri itu, termasuk Kanada dan juga China.
Sementara itu, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 62% impor Kanada masih akan menghadapi tarif baru. Meskipun sebagian besar adalah impor energi yang terkena tarif lebih rendah sebesar 10%.
Tak dijelaskan rinci bagian tarif Meksiko. Tapi Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau sendiri telah mengancam akan membalas perang dagang Trump jika ada penghentian ke sektor-sektor tertentu negeri itu hingga semua tarif dihapuskan.
Kesenjangan perdagangan secara keseluruhan dari ekonomi terbesar di dunia itu membengkak 34% menjadi US$ 131,4 miliar, Januari. Ini terjadi karena lonjakan impor, didorong oleh impor emas.
Perang Dagang Ganggu AS Sendiri
Menurut wakil presiden ekonomi umum di Cato Institute, Scott Lincicome, pelonggaran tarif Trump merupakan "pengakuan realitas ekonomi". Bahwa tarif Trump memang mengganggu rantai pasokan dan bahwa beban pungutan jatuh kepada konsumen, serta pasar AS tidak menyukainya.
"Tentu saja (semua) tidak menyukai ketidakpastian yang menyertainya," kata Lincicome.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tunda Tarif 25% Mobil! Perang Dagang AS-Kanada-Meksiko Memanas
Next Article Perang Dagang Jilid 2 Trump Dimulai, 3 Negara Resmi Jadi Sasaran