Sepeda Listrik Lebih Berisiko Ketimbang Skuter Listrik

3 hours ago 1

 Mia Halleröd Palmgren /Chalmers University of TechnologyFoto: Mia Halleröd Palmgren /Chalmers University of Technology

Selama bertahun-tahun, banyak orang berasumsi bahwa mengendarai skuter listrik lebih berisiko daripada bersepeda. Namun, penelitian terbaru dari Universitas Teknologi Chalmers di Swedia menunjukkan bahwa hal yang sebaliknya mungkin benar—setidaknya untuk kendaraan sewaan di pusat kota.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Safety Research ini menemukan bahwa pengendara yang menggunakan sepeda listrik sewaan di daerah perkotaan delapan kali lebih mungkin mengalami kecelakaan dibandingkan pengendara skuter listrik sewaan ketika hasilnya disesuaikan dengan jarak tempuh masing-masing kelompok.

Profesor Marco Dozza, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa penelitian sebelumnya sering mengelompokkan sepeda listrik dengan sepeda biasa atau mengabaikan perbedaan utama seperti apakah kendaraan tersebut milik pribadi atau sewaan.

Hal ini menyulitkan untuk mendapatkan perbandingan yang adil. “Penelitian-penelitian sebelumnya sering kali membandingkan apel dengan jeruk,” kata Dozza.

“Dengan hanya melihat kendaraan sewaan dan menggunakan data GPS untuk mengukur seberapa sering kendaraan tersebut benar-benar digunakan, kami dapat membuat perbandingan yang lebih akurat.”

Para peneliti memeriksa perjalanan yang dilakukan di tujuh kota di Eropa: Gävle di Swedia, Berlin dan Düsseldorf di Jerman, serta Cambridge, Kettering, Liverpool, dan Northampton di Inggris.

Mereka mengumpulkan data GPS dari perusahaan penyewaan kendaraan, yang memungkinkan mereka mengukur paparan—yaitu, seberapa sering setiap jenis kendaraan digunakan.

Dataset tersebut mencakup 686 kecelakaan yang melibatkan skuter listrik dan 35 kecelakaan yang melibatkan sepeda listrik.

Sekilas, hal ini mungkin tampak menunjukkan bahwa skuter listrik lebih berbahaya. Namun, perbedaan besarnya adalah skuter listrik jauh lebih sering digunakan daripada sepeda listrik.

Ketika para peneliti mengamati risiko kecelakaan per perjalanan, per menit perjalanan, dan per kilometer yang ditempuh, mereka menemukan bahwa sepeda listrik secara konsisten lebih berisiko.

Perbedaan terbesar terletak pada jarak tempuh yang digunakan: pengendara e-bike 8,3 kali lebih mungkin mengalami kecelakaan dibandingkan pengendara e-skuter.

Temuan ini mengejutkan, bahkan bagi para peneliti. "Ini bukan hasil yang kami harapkan," kata Dozza.

Hasil ini dapat berdampak nyata pada bagaimana kota-kota merencanakan sistem transportasi mereka.

Banyak kota lebih menyukai e-bike daripada e-skuter, dengan asumsi bahwa semua bentuk bersepeda lebih aman daripada skuter.

Namun, jika asumsi tersebut salah, mungkin sudah saatnya bagi para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan kembali.

"Studi ini menunjukkan bahwa keamanan e-skuter telah diremehkan," kata Dozza.

"Itu tidak berarti skuter selalu aman—tetapi ini berarti e-bike mungkin bukan alternatif yang lebih aman seperti yang dipikirkan banyak orang."

Tim menekankan bahwa studi ini tidak memberikan bukti akhir bahwa skuter lebih aman. Masih terdapat ketidakpastian, seperti kemungkinan beberapa kecelakaan tidak dilaporkan, atau penggunaan e-bike dan skuter berbeda.

Namun, temuan ini menawarkan gambaran yang jauh lebih jelas daripada sebelumnya.

Para peneliti berharap dapat melihat lebih banyak studi yang menggunakan data GPS dan berfokus pada kendaraan sewaan di pusat kota, alih-alih menggabungkan berbagai jenis penggunaan yang sangat berbeda.

Mereka juga menginginkan kumpulan data yang lebih besar tentang sepeda listrik untuk memperkuat keandalan perbandingan di masa mendatang.

“Dengan data yang lebih baik, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang masa depan transportasi perkotaan,” kata Dozza. “Dan itu dimulai dengan memastikan kita membandingkan hal yang sama.”

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|