Serap Tenaga Kerja, Pemerintah Fokus Berangkatkan Transmigrasi Lokal

8 hours ago 3

Serap Tenaga Kerja, Pemerintah Fokus Berangkatkan Transmigrasi Lokal Suasana pelatihan calon transmigran di BBPPMT Jogjakarta pada Sabtu (1/11/2025). - Harian Jogja // Catur Dwi Janati 

Harianjogja.com, SLEMAN—Program transmigrasi terus digulirkan pemerintah di tahun 2025. Transmigrasi lokal menjadi fokus kebijakan tahun ini untuk memberdayakan masyarakat dan menciptakan industri yang menyerap lapangan kerja.

Sebanyak 75 calon transmigran angkatan IV dan V 2025 menjalani pelatihan di Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPMT) Jogja. Dari jumlah tersebut, 40 calon transmigran berasal dari Kabupaten Sidenreng Rappang dan 35 orang lainnya berasal dari Kabupaten Poso. Lima di antara calon transmigran tersebut ada yang merupakan anggota TNI.

Wakil Menteri Transmigrasi Indonesia, Viva Yoga Mauladi menjelaskan sebanyak 75 calon transmigran menjalani pelatihan BBPPMT Jogja. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari total 1.394 calon transmigran yang akan ditransmigrasi tahun ini. 

"Total seluruhnya untuk transmigrasi tahun 2025 ada 1.394 yang terdiri dari transmigrasi lokal dan Transmigrasi Karya Nusantara," kata Viva Yoga pada Sabtu (1/11/2025).

Adapun para transmigran tahun ini berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Banten, Lampung dan Jakarta. Lampung yang dulu tempat untuk tujuan transmigrasi, sekarang mengirimkan 10 calon transmigrasi. 

"Jadi ini adalah perubahan yang bagus. Dinamika sosial yang luar biasa bahwa dengan program transmigrasi di samping untuk pemerataan pembangunan, distribusi penduduk, distribusi ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, juga untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan-kawasan transmigrasi," ujarnya. 

Para calon transmigran diterangkan akan dilatih berbagai hal agar siap untuk berada di tempat yang baru. Pasalnya mereka akan selalu berkomunikasi dengan Kementerian Transmigrasi, Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat saat menempati tujuan transmigrasi. 

"Karena tanggung jawab dari Kementerian Transmigrasi sekarang bukan hanya pada satuan permukiman, tetapi juga satuan permukiman dan masyarakat lokal yang ada di kawasan transmigrasi," ucapnya. 

Viva Yoga berharap transmigrasi dapat mempercepat proses perubahan pendapatan masyarakat. Program transmigrasi bukan hanya sekadar perpindahan penduduk, tapi juga menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional.

Viva Yoga menyampaikan saat ini persentase transmigrasi lokal memang lebih banyak ketimbang Transmigrasi Karya Nusantara. ​"Itu juga sesuai dengan kemauan dan kebutuhan dari kepala daerah, dari Pemerintah daerah. Mau membutuhkan warga transmigrasi lokal atau dari pulau yang lain. Semuanya tergantung kepada kebutuhan dari kepala daerah," ujarnya. 

Dia tidak ingin program transmigrasi ini dapat membuka tanah daerah-daerah yang teralienasi atau tidak bisa dibangun. Selanjutnya dengan adanya warga yang baru, diharapkan akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru sehingga dapat menambah pertumbuhan ekonomi daerah.

​Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Sigit Mustofa Nurudin menambahkan lebih dari 90% dari 1.394 transmigrasi tahun ini merupakan program transmigrasi lokal. Sisanya kurang dari 10% merupakan program Transmigrasi Karya Nusantara. Hanya ada 95 KK dari berbagai wilayah Indonesia yang diberangkatkan melalui transmigrasi karya nusantara. 

Soal banyaknya porsi transmigrasi lokal, hal itu sesuai permintaan daerah tujuan. Di sisi lain transmigrasi lokal memang menjadi salah satu fokus kebijakan nasional saat ini. 

Berdayakan Lokal Sebelum ada Pendatang

"Jadi kalau Pak Menteri ingin sebenarnya fokus untuk memberdayakan masyarakat lokalnya dulu, diberdayakan, sebelum nanti ada masyarakat pendatangnya. Jadi makanya itu fokusnya kita 90 persen lebih, ya mungkin 93 persen ya, karena hanya sekitar 7,6 persen aja yang transmigran pendatang atau TKN," ucapnya. 

Ia berharap dengan fokus pemberdayaan masyarakat lokal terlebih dulu, mereka berdaya akan timbul industri yang menyerap tenaga kerja. Barulah nanti didatangkan transmigran dari program Transmigrasi Karya Nusantara. 

Kepala Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPMT) Jogja Tunggak Santosa menjelaskan berbagai materi teori dan praktik diberikan kepada calon transmigran yang mengikuti pelatihan di BBPPMT Jogja-Solo. 

"Kami tidak hanya melakukan [pembelajaran] teori kepada teman-teman calon transmigran, kami juga melakukan praktik. Baik praktik yang dilakukan di lahan praktik kami, kami juga kunjung lapang ke rumah produksi kakao di Gunungkidul," ujarnya. 

Pelatihan kakao ini didasari dari hasil observasi di mana wilayah tujuan transmigrasi punya potensi yang luar biasa pada cokelat. "Jadi di Poso itu komoditas cokelat, hanya saja mereka hanya memanen terus dijual. Jadi, tanpa ada olahan, supaya punya ekonomi yang lebih, jadi kami ajari untuk olahannya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|