Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat belum lama ini. / Antara
Harianjogja.com, SLEMAN—Penyerapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Sleman belum optimal. Dari total alokasi pupuk, baru sekitar 52% - 54% terserap. Salah satu penyebabnya adalah perubahan jadwal tanam.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman, Siti Rochayah Dwi Mulyani, mengatakan alokasi pupuk Urea PSO di Sleman capai 8.765 ton dan NPK PSO 6.581 ton.
BACA JUGA: RAPBN 2026, Prabowo Alokasikan Pupuk Subsidi Rp46,87 Triliun
Urea PSO baru terserap 54% atau sekitar 4.709,42 ton, tersisa 4.055,58 ton. Sedangkan, NPK PSO sudah terserap 52% atau sekitar 3.440,80 ton, tersisa 3.140,20 ton. Kapanewon Berbah dan Turi menjadi wilayah paling banyak menyerap pupuk. Serapan di Berbah untuk Urea PSO 71% dan NPK PSO 85% serta Turi untuk Urea PSO 75% dan NPK PSO 71%.
Adapun serapan paling rendah ada di Kapanewon Moyudan dengan Urea PSO 26% dan NPK PSO 33%. Dari segi waktu, serapan Urea PSO paling banyak terjadi pada Mei dengan 856,31 ton dan serapan NPK PSO pada Juli dengan 633,74 ton.
Plt. Kepala DP3 Sleman, Rofiq Andriyanto, membenarkan serapan pupuk belum optimal lantaran sebagian petani memang belum melakukan penebusan. Faktor penyebanya adalah jadwal pemupukan baru akan dimaksimalkan antara bulan Oktober – November 2025.
“Jadwal tanam berubah dan ini tidak bisa diprediksi sejak awal. Ada sebagian kelompok tani yang belum menebus pupuk, karena belum tanam,” kata Rofiq dihubungi, Jumat (19/9/2025).
Serapan Urea yang rendah juga dilatarbelakangi oleh perubahan komoditas tanaman, dari yang semula pangan (padi dan jagung) menjadi hortikultura (cabai). Faktor lain rendahnya serapan pupuk adalah petani masih memiliki sisa pupuk yang ditebus bulan Desember 2024 untuk pemupukan bulan Januari dan Februari 2025.
“Banyak petani yang tanam cabai mayoritas mereka tidak menggunakan pupuk bersubsidi, sedangkan di eRDKK [Rencana Definitif Kebutuhan kelompok, yakni sistem pendataan kebutuhan pupuk bersubsidi] tetap diusulkan. Seandainya tidak ada pengusulan pupuk, nanti malah menyebabkan data LBS [lahan baku sawah] berkurang banyak,” katanya.
Guna mempercepat penyerapan, DP3 Sleman menyelenggarakan kegiatan tebus bersama sebagaimana telah dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) dan kios-kios di Kapanewon Seyegan. Lewat kegiatan ini penebusan pupuk cukup tinggi, mencapai 35 ton dalam tiga hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News