Siaga 1! Gencatan Senjata Perang Rusia-Ukraina Bisa Batal, Damai End?

20 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky buka suara soal potensi gencatan senjata antara keduanya yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Keduanya masih mempertanyakan bagaimana proses penghentian pertempuran ini terwujud.

Sebelumnya, delegasi AS telah bertemu pihak Rusia dan Ukraina dalam sebuah rapat di Arab Saudi. Utusan Khusus Washington, Steve Witkoff, mengaku pihaknya sedang mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari antara Kyiv dan Moskow.

Putin menganggap bahwa ia mendukung gagasan gencatan senjata dengan Ukraina. Namun ia mengaku masih memiliki pertanyaan serius tentang bagaimana hal itu akan dilaksanakan.

"Kami setuju dengan usulan untuk menghentikan permusuhan, tetapi atas dasar bahwa penghentian itu akan mengarah pada perdamaian jangka panjang dan mengatasi akar penyebab krisis. Tetapi ada nuansa," kata Putin dalam konferensi pers di Moskow Kamis, dikutip dari AFP, Jumat (14/3/2025).

Putin mengatakan tentara Rusia saat ini sedang berada di tengah-tengah serangan yang bertujuan untuk mengusir Ukraina keluar dari wilayah Kursk. Diketahui, Kursk sebelumnya bukanlah medan perang yang diperebutkan antara kedua negara melainkan sudah menjadi wilayah Rusia sejak sebelum perang Moskow dan Kyiv pecah, dan maka itu, perlawanan di Kursk adalah sesuatu yang penting menurut Putin.

"Jika kita menghentikan permusuhan selama 30 hari, apa artinya itu? Bahwa setiap orang yang ada di sana akan keluar tanpa perlawanan?... Bagaimana pengawasan (gencatan senjata) akan diatur? Ini semua adalah pertanyaan serius."

"Saya pikir kita perlu berbicara dengan rekan-rekan Amerika kita. Mungkin menelepon Presiden Trump dan membahas hal ini dengannya," tandasnya.

Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, mengatakan pihaknya memiliki proposal yang jelas bagi Ukraina untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang menjadi akar dari konflik kedua negara. Ini terkait dengan demiliterisasi negara itu dan juga bagaimana Kyiv akhirnya tidak bergabung dengan NATO.

"Selain itu, kami juga ingin adanya kepastian terhadap perlindungan hak-hak warga sipil berbahasa Rusia di Ukraina," tuturnya.

Reaksi Zelensky

Di sisi lain, komentar Putin ditanggapi panas oleh Zelensky. Orang nomor satu Ukraina itu menyebut tanggapan Putin sebagai sesuatu yang manipulatif.

"Kita semua kini telah mendengar dari Rusia kata-kata Putin yang sangat mudah ditebak dan sangat manipulatif dalam menanggapi gagasan gencatan senjata," kata Zelensky dalam pidato malam harinya.

Zelensky menuduh Putin sebenarnya mempersiapkan penolakan. Namun ia mengklaim bahwa Putin takut untuk mengatakan secara langsung kepada Presiden Trump bahwa ia ingin melanjutkan perang ini.

"Kami tidak menetapkan persyaratan yang mempersulit apa pun. Rusia yang melakukannya. Seperti yang selalu kami katakan, satu-satunya pihak yang akan mengulur-ulur waktu, satu-satunya pihak yang tidak konstruktif, adalah Rusia," jelasnya.

"Putin sering melakukan ini, ia tidak mengatakan 'tidak' secara langsung, tetapi ia melakukannya sedemikian rupa sehingga ia secara praktis hanya menunda segalanya dan membuat solusi normal menjadi mustahil. Kami pikir ini semua hanyalah manipulasi Rusia lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Zelensky menambahkan bahwa pihak AS siap untuk mengatur kontrol dan verifikasi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, ini merupakan awal yang baik untuk menyelesaikan perang.

"Hal ini dapat dipastikan dengan kemampuan Amerika dan Eropa. Dan untuk menyiapkan jawaban atas semua pertanyaan tentang keamanan jangka panjang dan perdamaian yang nyata dan dapat diandalkan selama gencatan senjata dan mengajukan rencana untuk mengakhiri perang," pungkasnya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia

Next Article Rusia Menggila, Putin Tembak 120 Rudal & 90 Drone ke Ukraina

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|