Tabungan Ludes Gara-gara Menghidupi 25 Orang, Jadikan Pelajaran!

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saat lalu, sempat heboh kabar dari pelawak kenamaan Indonesia, Nunung Srimulat. Ia menceritakan pengalaman pahit ketika tabungannya sempat ludes.

Hal ini dialami Nunung pada 2019 silam, setelah menjalani rehabilitasi narkoba. Ia bercerita kala itu 1,5 bulan hidup tanpa pemasukan sama sekali dan harus tetap memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarga. 

"Habis, karena memang selama satu bulan setengah nggak ada pemasukan sama sekali dan saya harus menghidupi keluarga saya, jadi apa yang saya punya sudah habis," kata Nunung dalam video wawancaranya bersama Ruben Onsu di MOP Channel.

Menurut Nunung, setelah keluar dari rehabilitasi, masa krisis muncul gara-gara Pandemi Covid-19. Hal ini membuatnya sulit mendapat kerja selama hampir 2 tahun. 

Tak menyerah, Nunung mengambil apapun tawaran pekerjaan agar keluarganya bisa bertahan hidup. Bahkan, tersiar kabar ia harus sampai menjual aset-asetnya demi memenuhi kebutuhan 25 orang anggota keluarga.

Belajar dari pengalaman Nunung, sebetulnya ada beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan saat pemasukan tipis tapi kebutuhan pengeluaran besar, berikut ini perinciannya:

1. Mengetahui pengeluaran rutin adalah kunci menciptakan keamanan finansial

Pendapatan di dunia hiburan mungkin saja besar, namun dengan banyaknya tanggungan maka pengeluarannya pun juga besar.

Dengan mengetahui pengeluaran, kita bisa melakukan antisipasi dengan membentuk tabungan dana darurat.

Jumlah dana darurat yang harus dimiliki oleh seseorang dengan banyak tanggungan tidaklah sama seperti orang pada umumnya. Apalagi jika orang tersebut memiliki pendapatan yang tidak tetap layaknya seorang freelance atau pekerja di dunia hiburan.

Dana darurat adalah tabungan untuk mengantisipasi hal-hal mendesak yang muncul di luar prediksi kita. Sebut saja seperti kehilangan penghasilan dan lain sebagainya.

Besaran dana darurat dihitung dari pengeluaran bulanan Anda. Jika Anda adalah seorang dengan pendapatan yang tidak tetap setiap bulannya, maka tidaklah salah untuk menyediakan dana darurat minimal setara dari 12 bulan pengeluaran pokok dan wajib.

Adapun pengeluaran pokok adalah pengeluaran untuk sandang, pangan, papan, dan wajib adalah cicilan utang, pajak, dan biaya pendidikan.

2. Jaminan kesehatan itu penting

Dalam wawancara tersebut, Ruben mengatakan bahwa dirinya cukup tenang saat mendengar bahwa BPJS Kesehatan Nunung tetap dibayar, oleh karena itu perlindungannya pun masih berlaku.

Bayangkan saja jika Nunung harus mengeluarkan uang pribadi untuk berobat, pengeluarannya bisa saja membengkak.

3. Asuransi penyakit kritis bisa jadi solusi ketenangan hidup

Satu hal yang mungkin terlupakan adalah asuransi penyakit kritis. Asuransi ini tidaklah sama dengan asuransi kesehatan, karena cara kerja asuransi penyakit kritis adalah dengan memberikan santunan berupa uang tunai ketika seseorang terdiagnosa penyakit kritis tersebut.

Seperti diketahui, kanker yang diidap Nunung saat ini juga tergolong dalam penyakit kritis. Nunung pun diminta dokter untuk tidak stres demi penyembuhannya.

Dengan adanya asuransi penyakit kritis, uang santunan yang cair bisa dimanfaatkan untuk membiayai hidup Nunung dan keluarganya saat dirinya tidak dirawat di rumah sakit.

Nah, itu dia beberapa pelajaran dari kisah Nunung yang tabungannya habis karena harus membiayai 25 anggota keluarga di masa krisis. Semoga bermanfaat!


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Serangan Siber Rugikan Keuangan & UMKM , Ekonomi RI Terancam?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|