Tahun Pertama Prabowo-Gibran, Kemenperin Akui Industri Nasional Hadapi Banyak Tekanan

3 hours ago 1

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai tahun perdana pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi masa penuh ujian bagi sektor manufaktur nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai tahun perdana pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi masa penuh ujian bagi sektor manufaktur nasional. Berbagai tekanan global dan domestik memaksa pemerintah memperkuat daya tahan industri agar tetap tumbuh dan menopang perekonomian.

Kemenperin mencatat, sektor manufaktur menghadapi persoalan serius mulai dari banjir produk impor murah hingga gangguan rantai pasok yang menekan kapasitas produksi. Kondisi tersebut menuntut kebijakan yang lebih adaptif guna menjaga stabilitas investasi dan keberlangsungan tenaga kerja.

“Selama satu tahun ini, sektor industri menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan industrialisasi dalam negeri guna mencapai ketangguhan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Tekanan terhadap industri nasional terjadi karena masuknya produk impor, baik legal maupun ilegal, ke pasar domestik. Di sisi lain, sejumlah produk dari kawasan berikat yang seharusnya ditujukan untuk ekspor justru dijual di dalam negeri, menambah ketimpangan persaingan bagi pelaku industri lokal.

Faktor global juga turut memperburuk kondisi industri. Konflik Rusia–Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah menimbulkan gangguan rantai pasok, lonjakan harga energi, serta perlambatan ekspor. Kebijakan kuota dan kenaikan harga gas industri di tingkat nasional ikut mempersempit ruang produksi sektor manufaktur.

Menperin menekankan pentingnya kebijakan proteksi untuk menjaga sektor industri yang menyerap 19,6 juta tenaga kerja dan memasok lebih dari 80 persen produk manufaktur bagi pasar dalam negeri. Perlindungan diperlukan agar investasi tetap berjalan dan kapasitas produksi terjaga.

Agus memastikan, pemerintah akan menjaga momentum ekspansi industri melalui kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha domestik. Ia menyampaikan, Kemenperin terus memperkuat instrumen kebijakan, mulai dari perlindungan pasar dalam negeri, peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), penguatan teknologi produksi, hingga peningkatan kualitas tenaga kerja industri.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|