Jakarta, CNBC Indonesia - Gunung es terbesar di dunia terus bergerak dan kini berada di jalur tabrakan dengan pulau South Georgia. Gunung es A23a berjarak sekitar 278 km dari pulau tersebut, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi populasi satwa liar di British Overseas Territory.
Sebelumnya, gunung es ini mematahkan Lapisan Es Filchner Antartika pada 1986 dan awalnya tersangkut di dasar laut sebelum akhirnya patah lagi pada Desember 2024.
Sisi gunung es ini memiliki tinggi sekitar 399 meter, dan luas permukaannya saat ini mencapai 1.350 mil persegi. Ukurannya jauh lebih besar daripada negara kepulauan Samoa yang hanya sekitar 1.100 mil persegi.
Temperatur air yang makin menghangat membuat lempengan-lempengan besar pada gunung es tersebut pecah.
BBC melaporkan, A23a dapat pecah menjadi beberapa bagian besar setiap saat, kemudian dapat bertahan selama bertahun-tahun seperti kota es terapung yang melayang tak terkendali di sekitar Georgia Selatan.
"Gunung es pada dasarnya berbahaya. Saya akan sangat senang jika gunung es itu tidak mengenai kami," ujar Simon Wallace, kapten kapal pemerintah Georgia Selatan, Pharos, kepada BBC, dikutip Jumat (28/2/2025).
Wilayah South Georgia adalah rumah bagi sejumlah besar penguin raja serta anjing laut berbulu dan gajah.
Pada tahun 2004, gunung es A38 tenggelam di landas kontinen Georgia Selatan, yang membuat anak anjing laut dan anak penguin terputus dari makanan mereka. Banyak hewan yang mati pada peristiwa itu.
Sayangnya, gunung es yang mengapung merupakan masalah yang terus meningkat. Pada 2023, gunung es A76 membuat Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan ketakutan.
Pecahan-pecahannya digambarkan dalam berbagai ukuran, dari yang sebesar Stadion Wembley di London hingga sebesar meja biasa. Dan pecahan-pecahan dari A76 masih mengambang di sekitar wilayah tersebut sampai saat ini.
Para pelaut di sekitar kepulauan itu harus tetap waspada. Wallace mengatakan, mereka harus menyalakan lampu sorot sepanjang malam untuk mencoba melihat es-es yang bisa datang entah dari mana arahnya.
Entah sampai kapan gunung es yang pecah akan terus berlanjut karena suhu udara dan lautan yang lebih hangat.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: DPR RI Bicara Bisnis Asuransi di Tengah Isu Soal Over Utilisasi
Next Article Gletser Kiamat di Kutub Utara Ungkap Nasib Ngeri Menanti Manusia