Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar Australia naik setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mempertahankan suku bunga. Beberapa pasar Asia-Pasifik masih tutup karena libur Tahun Baru Imlek.
Indeks S&P/ASX 200 naik 0,37%, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya. Indeks harga ekspor Australia naik 3,6% pada kuartal keempat 2024, tetapi turun 8,6% sepanjang tahun, menurut data dari Biro Statistik Australia. Sementara itu, indeks harga impornya naik 0,2% pada kuartal yang sama, tetapi turun 1,9% sepanjang tahun. Indeks ini mencerminkan perubahan harga impor dan ekspor negara tersebut.
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 dan indeks yang lebih luas Topix turun masing-masing melemah 0,17% dan 0,21%, setelah menguat pada hari Rabu.
Pasar saham Asia juga bereaksi terhadap keputusan bank sentral AS The Federal Reserve atau The Fed yang mempertahankan suku bunga dan tidak terburu-buru untuk pemangkasan ke depan.
The Fed mempertahankan suku bunga dan tidak memberikan banyak petunjuk tentang kapan pemotongan bunga selanjutnya di tengah kondisi inflasi tetap di atas target, pertumbuhan berlanjut, dan tingkat pengangguran tetap rendah.
Keputusan bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25%-4,50% saat ini, ditambah dengan pernyataan baru Jerome Powell, membuat The Fed berhati-hati menantikan data inflasi dan ketenagakerjaan lebih lanjut serta kejelasan tentang dampak kebijakan Trump.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa pejabat bank sentral AS "menunggu untuk melihat kebijakan apa yang diterapkan" sebelum menilai dampaknya terhadap inflasi, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, serta tidak terburu-buru untuk menyesuaikan suku bunga lebih lanjut.
Setelah The Fed memangkas suku bunga tiga kali pada akhir tahun lalu, inflasi sebagian besar bergerak mendatar dalam beberapa bulan terakhir.
Menariknya, dalam pernyataan kebijakan terbarunya, bank sentral menghapus bahasa yang menyatakan bahwa inflasi "telah menunjukkan kemajuan" menuju target inflasi 2%, dan hanya mencatat bahwa laju kenaikan harga "tetap tinggi."
CNBC INDONESIA RESEARCH
(ras/ras)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Saham Konglomerat Banyak Diburu, Hati-Hati Rawan Longsor!
Next Article Pasar Tenaga Kerja AS Melemah, Bursa Asia Tergelincir!