Tok! Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata di Gaza Mulai Hari Minggu

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet Israel telah menyetujui kesepakatan dengan kelompok militan Palestina, Hamas, untuk melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza. Keputusan ini diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu (18/1/2025), sehari sebelum perjanjian yang dijadwalkan dimulai.

Melansir Reuters, usai pertemuan lebih dari enam jam pada Sabtu dini hari waktu setempat, pemerintah Israel meratifikasi kesepakatan yang diharapkan dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan di wilayah Gaza, yang dikuasai oleh Hamas.

"Pemerintah telah menyetujui kerangka kerja untuk pemulangan para sandera. Kerangka kerja untuk pembebasan para sandera akan mulai berlaku pada hari Minggu," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan singkat, dikutip dari Reuters.

Setelah kesepakatan gencatan senjata disetujui, pesawat tempur Israel terus melancarkan serangan udara di Gaza. Serangan pada Sabtu pagi menewaskan lima orang di sebuah tenda di daerah Mawasi, dekat Khan Younis, di selatan Gaza. Dengan demikian, sejak perjanjian diumumkan pada Rabu (15/1/2025) kemarin, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel telah mencapai 119 orang.

Setelah mendapat persetujuan kabinet Israel, kepala negosiator AS Brett McGurk mengatakan rencana tersebut berjalan sesuai rencana. Gedung Putih memperkirakan gencatan senjata akan dimulai pada Minggu pagi, dengan tiga sandera perempuan akan dibebaskan ke Israel pada Minggu sore melalui Palang Merah.

"Kami telah memastikan setiap detail dalam perjanjian ini. Kami cukup yakin... perjanjian ini siap dilaksanakan pada hari Minggu," kata McGurk di CNN dari Gedung Putih.

Kesepakatan ini mencakup gencatan senjata bertahap selama enam minggu, di mana sandera yang ditahan oleh Hamas akan ditukar dengan tahanan Palestina yang ada di penjara Israel. Pada tahap pertama, 33 dari 98 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak, dan pria di atas 50 tahun, akan dibebaskan, sementara Israel juga akan melepaskan semua wanita dan anak-anak Palestina di bawah 19 tahun yang ditahan.

Nama-nama 95 tahanan Palestina yang akan diserahkan pada hari Minggu diumumkan oleh Kementerian Kehakiman Israel pada hari Jumat.

Setelah pembebasan sandera pada hari Minggu, McGurk mengatakan kesepakatan itu mengharuskan pembebasan empat sandera wanita lagi setelah tujuh hari, diikuti dengan pembebasan tiga sandera lagi setiap tujuh hari setelahnya.

Warga Palestina merayakan pengumuman gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza, Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Mohammed Salem)Foto: Warga Palestina merayakan pengumuman gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza, Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Mohammed Salem)
Warga Palestina merayakan pengumuman gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza, Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Mohammed Salem)

Garis Keras Menentang Gencatan Senjata

Namun demikian, kesepakatan ini mendapat tentangan keras dari beberapa anggota kabinet Israel yang menganggapnya sebagai bentuk penyerahan kepada Hamas. Berdasarkan laporan media, 24 menteri dalam pemerintahan koalisi Netanyahu memberikan suara mendukung kesepakatan tersebut, sementara delapan lainnya menentang.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir bahkan mengancam akan mundur jika kesepakatan itu disetujui. Meski begitu, kesepakatan tersebut juga berpotensi meredakan ketegangan lebih luas di Timur Tengah, di mana konflik di Gaza telah meluas melibatkan negara-negara seperti Iran, Lebanon, Yaman, Irak, dan Tepi Barat.

Di Gaza, warga sipil menghadapi krisis kemanusiaan yang parah, dengan kelaparan, kedinginan, dan penyakit yang melanda. Perjanjian gencatan senjata menyerukan peningkatan bantuan, dan organisasi internasional telah menyiapkan truk bantuan di perbatasan Gaza untuk membawa makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya.

Badan bantuan Palestina UNRWA pada hari Jumat mengatakan, mereka memiliki 4.000 truk bantuan, setengahnya adalah makanan, siap memasuki jalur pantai.

Warga Palestina yang menunggu makanan di Jalur Gaza selatan pada hari Jumat mengatakan, mereka berharap gencatan senjata akan mengakhiri antrean berjam-jam untuk mengisi satu piring.

"Saya berharap hal itu akan terwujud sehingga kami dapat memasak di rumah kami dan membuat makanan apa pun yang kami inginkan, tanpa harus pergi ke dapur umum dan menghabiskan tenaga selama tiga atau empat jam untuk mencoba mendapatkan (makanan), terkadang bahkan tidak sampai ke rumah," kata pengungsi Palestina Reeham Sheikh al-Eid.

Menurut otoritas setempat, perang antara pasukan Israel dan Hamas telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Gaza yang padat penduduk, menewaskan lebih dari 46.000 orang dan menyebabkan sebagian besar penduduk daerah kantong itu yang berjumlah 2,3 juta jiwa sebelum perang mengungsi beberapa kali.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Qatar: Gencatan Senjata Israel - Hamas di Gaza di Depan Mata

Next Article Israel-Hamas Diam-Diam Berunding di Qatar, Perang Selesai?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|