Trump Lempar 'Bom' Baru ke Iran, Hantam Sumber Duit Timur Tengah

1 month ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memberlakukan putaran sanksi pertama terhadap Iran, Kamis (6/2/2025). Ini merupakan tekanan pertama Trump setelah kembali ke Gedung Putih dengan tekad untuk melancarkan kebijakan 'tekanan maksimum' pada Negeri Persia itu.

Departemen Keuangan AS mengumumkan bahwa sanksi ini ditujukan pada "jaringan minyak" Iran. Tindakan tersebut menargetkan perusahaan, kapal, dan individu yang berafiliasi dengan perusahaan yang telah dikenai sanksi oleh Washington, serta berbagai yurisdiksi, seperti China, India, dan Uni Emirat Arab.

"Rezim Iran tetap fokus pada pemanfaatan pendapatan minyaknya untuk mendanai pengembangan program nuklirnya, untuk memproduksi rudal balistik yang mematikan dan kendaraan udara tak berawak, dan untuk mendukung kelompok proksi teroris regionalnya," kata Menteri Keuangan Scott Bessent dalam sebuah pernyataan.

"AS berkomitmen untuk secara agresif menargetkan setiap upaya Iran untuk mendapatkan pendanaan bagi kegiatan jahat ini."

Tindakan itu dilakukan dua hari setelah Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menghidupkan kembali kampanye tekanannya terhadap Iran, yang dimulainya selama masa jabatan pertamanya setelah membatalkan kesepakatan internasional dengan Teheran pada 2018.

Perjanjian multilateral itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), disepakati pada tahun 2015. Perjanjian itu akan membuat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional terhadap ekonominya.

Biden mencoba memulihkan kesepakatan itu, tetapi beberapa putaran pembicaraan tidak langsung dengan Iran gagal mencapai tujuannya. Dorongan diplomatik itu semakin tergelincir dengan pecahnya perang Israel di Gaza pada bulan Oktober 2023.

Pemerintahan Biden akhirnya tetap mempertahankan sanksi Iran dan menjatuhkan lebih banyak hukuman terhadap Teheran. Namun, Partai Republik, yang dinaungi Trump, menuduh Biden gagal menegakkan sanksi secara ketat dan menghentikan penjualan minyak Iran, khususnya ke China.

Sementara itu, meski menerapkan kebijakan tekanan maksimum ke Iran, Trump tetap membuka pintu untuk diplomasi dengan Teheran. Ia mengatakan bahwa dirinya bersedia menghubungi pejabat Iran.

"Saya ingin Iran menjadi negara yang hebat dan sukses, tetapi tidak boleh memiliki senjata nuklir," kata Presiden AS itu.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Dunia Geger Donald Trump Mau Ambil Alih Gaza

Next Article Video: Trump Klaim Rencana Iran Membunuh Dirinya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|