Trump Respons Gencatan Senjata Gaza, Saudi-Israel Akan Buka Hubungan?

3 months ago 30

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suara atas terciptanya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Ia mengaku 'sangat gembira' dengan kesepakatan itu seraya menyatakan timnya akan 'terus bekerja sama erat dengan Israel dan sekutu kami' untuk memastikan Gaza bebas teror, memperluas perdamaian Timur Tengah (Timteng).

Mengutip Reuters dan laman Times of Israel, ia bahkan sesumbar akan menggunakan momentum itu untuk memperluas kesepakatan Abraham Accords (Perjanjian Abraham), perjanjian yang didukung AS selama ia memimpin di periode pertama lalu, yang membuka hubungan normalisasi antara Israel dengan sejumlah negara Arab. Trump, yang berulang kali mengancam bahwa akan ada "neraka yang harus dibayar" jika para sandera Israel tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada tanggal 20 Januari, mengatakan bahwa ia "senang para sandera Amerika dan Israel akan kembali ke rumah".

"Dengan kesepakatan ini, tim Keamanan Nasional saya, melalui upaya Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, akan terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu kami untuk memastikan Gaza TIDAK PERNAH lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris," tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dikutip Kamis (16/1/2025).

"Kami akan terus menggalakkan PERDAMAIAN MELALUI KEKUATAN di seluruh kawasan, seraya kami membangun momentum gencatan senjata ini untuk lebih memperluas Perjanjian Abraham yang bersejarah," imbuhnya, merujuk pada perjanjian yang menormalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

"Perjanjian gencatan senjata EPIC ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita pada bulan November, karena hal itu memberi isyarat kepada seluruh Dunia bahwa Pemerintahan saya akan mencari Perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan Sekutu kita," lanjut Trump.

Perlu diketahui, Abraham Accords sendiri telah berupaya memperluas kesepakatan dengan menggaet Arab Saudi. Tetapi upaya tersebut terhenti oleh pecahnya perang, dan Riyadh mengatakan tidak akan mempertimbangkan normalisasi hubungan sampai Yerusalem berkomitmen pada "jalur yang kredibel" menuju negara Palestina.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan telah berulang kali menekankan bahwa "normalisasi dan stabilitas sejati hanya akan terwujud dengan memberikan Palestina sebuah negara". Menurut sumber, beberapa pemerintah Arab kini memang menunggu untuk melihat apakah Trump akan menghidupkan kembali upaya normalisasi itu, termasuk kesepakatan Israel-Saudi.

"Ajudan Trump melakukan lebih banyak hal untuk memengaruhi perdana menteri (Israel Benjamin Netanyahu) dalam satu kali pertemuan daripada yang dilakukan Presiden Joe Biden yang akan lengser sepanjang tahun," tulis The Times of Israel merujuk dua pejabat Arab.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Biden-Trump Bujuk Netanyahu Sepakati Gencatan Senjata di Gaza

Next Article Elon Musk Bagi-Bagi Rp15 M, Ini Syaratnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|