Trump Sebut Putin Gila, Begini Respons Kremlin

1 week ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyebutnya "gila" setelah Moskow meluncurkan serangan udara besar-besaran ke kota-kota di Ukraina akhir pekan lalu. Namun, tanggapan dari Kremlin justru meremehkan kritik tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk "ketegangan emosional" di tengah proses negosiasi yang sedang berlangsung.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Senin (26/5/2025) bahwa Moskow tetap menghargai peran Amerika Serikat dan Trump dalam memfasilitasi proses perundingan damai antara Rusia dan Ukraina, meski mengakui bahwa situasi saat ini sangat sensitif secara emosional.

"Kami benar-benar berterima kasih kepada pihak Amerika dan Presiden Trump secara pribadi atas bantuan mereka dalam mengorganisir dan meluncurkan proses negosiasi ini," kata Peskov kepada wartawan, dilansir Newsweek.

"Ini adalah momen yang sangat krusial, yang tentu saja penuh dengan ketegangan emosional dan reaksi yang emosional pula."

Kritik tajam Trump muncul setelah Rusia menggempur Ukraina dengan serangan rudal dan drone dalam salah satu serangan terbesar sejak perang dimulai lebih dari tiga tahun lalu. Dalam unggahan di platform Truth Social pada Minggu (25/5/2025), Trump menyatakan bahwa "sesuatu telah terjadi pada Putin" dan menyebut pemimpin Rusia itu telah menjadi "benar-benar gila".

"Dia membunuh banyak orang secara sia-sia, dan saya tidak hanya bicara tentang tentara. Rudal dan drone ditembakkan ke kota-kota di Ukraina tanpa alasan apapun," tulis Trump.

Dalam pernyataan langsung kepada wartawan, Trump juga menambahkan, "Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Putin. Saya sudah lama mengenalnya. Kami selalu berhubungan baik. Tapi sekarang dia mengirim roket ke Kyiv dan kota-kota lainnya. Saya tidak suka itu sama sekali."

Trump juga mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa "semua yang keluar dari mulutnya hanya menimbulkan masalah" dan meminta agar sikap tersebut dihentikan.

Pekan lalu, Trump dan Putin sempat melakukan pembicaraan via telepon yang disebut oleh Trump sebagai "berjalan sangat baik", namun belakangan dikecam oleh para pejabat Eropa karena dianggap memberikan "kemenangan politik" kepada Putin. Trump juga menolak menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia, dengan alasan ingin memberi ruang bagi kemajuan diplomasi.

Trump sebelumnya berjanji saat kampanye bahwa ia bisa mengakhiri perang Rusia-Ukraina dalam 24 jam jika terpilih kembali sebagai presiden. Namun, komunikasi terakhir antara kedua pemimpin gagal menghasilkan terobosan besar, dan prospek perdamaian tetap tidak menentu.

Meski demikian, Trump mengatakan bahwa pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina akan segera dilanjutkan, meskipun Peskov mengingatkan bahwa mencapai kesepakatan damai akan menjadi proses yang "panjang dan penuh tantangan."

Dalam unggahannya, Trump menyalahkan perang ini kepada Zelensky, Putin, dan Biden, dengan mengatakan bahwa perang ini tidak akan terjadi jika dirinya masih menjabat sebagai presiden.

"Ini adalah perang Zelensky, Putin, dan Biden - bukan perang Trump. Saya hanya mencoba memadamkan api besar dan mengerikan yang telah dimulai oleh ketidakmampuan dan kebencian luar biasa," tulisnya.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Putin Beri "Angin Segar", Trump: Perang Rusia-Ukraina Berakhir

Next Article Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Telepon Putin Bicara Setop Perang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|