Was-Was Soal Daya Beli, Investor Pantau Data Ekonomi RI Terbaru

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ini adalah minggu yang paling penting bagi Indonesia, karena serangkaian data ekonomi dirilis minggu ini. Awal minggu ini, Senin (3/2/2025), Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) RI per Januari 2025.

Dari data IHK, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,76% (month to month/mtm). Selanjutnya, hari ini, Rabu (5/2/2025), BPS akan merilis angka pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal IV-2024 sekaligus PDB keseluruhan tahun 2024. Data ini paling dinanti oleh pasar dan ekonom pagi ini.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan dari sisi domestik, realisasi deflasi secara bulanan pada Januari 2025 juga menjadi perhatian pasar. Realisasi yang lebih rendah dari proyeksi konsensus tersebut didorong oleh faktor seasonal karena pemberian diskon tarif listrik selama dua bulan di awal tahun 2025.

"Sementara itu, pelaku pasar tetap khawatir terkait adanya pelemahan konsumsi mengingat inflasi inti tetap didorong oleh harga emas, sementara indeks penjualan ritel sejak Agustus 2024 mengalami tren yang menurun, mengkonfirmasi berlanjutnya pelemahan daya beli pada kelas menengah ke bawah," paparnya, Rabu (5/3/2025).

Fokus pasar minggu ini akan tertuju pada rilis pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2024 yang diperkirakan hanya tumbuh 4,96% (yoy), lebih rendah dari prediksi sebelumnya karena konsumsi domestik yang diperkirakan tumbuh stagnan dan lebih rendah dari triwulan III 2024.

"Dengan berbagai sentimen tersebut, kami memperkirakan dalam jangka pendek rupiah akan bergerak di kisaran 16.332 hingga 16.491," ujarnya.

Sejalan dengan perkembangan ini, sentimen pasar diwarnai oleh Trump yang menunda tarif 25% pada Kanada dan Meksiko selama 30 hari setelah kesepakatan dengan PM Kanada Justin Trudeau untuk memperketat perbatasan guna mengurangi migrasi dan peredaran fentanyl, serta dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum untuk memperkuat perbatasan utara dengan pasukan sebagai imbalan pembatasan senjata dari AS.

"Sementara itu, tarif 10% AS pada impor China telah diberlakukan, dan China berencana merespons dengan tarif balasan, termasuk 15% pada batu bara dan gas alam cair serta 10% pada minyak mentah dan mesin pertanian," kata Andry.

Kemudian, manufaktur AS tumbuh ke level ekspansif pada Januari 2025 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, didorong oleh peningkatan pesanan baru dan produksi. Namun, keberlanjutannya terancam oleh tarif baru Trump pada mitra dagang utama. Penguatan dolar akibat ketegangan tarif juga mengancam daya saing ekspor AS. Sektor seperti tekstil dan mesin mengalami pertumbuhan, sementara elektronik dan produk kayu mengalami kontraksi akibat kekurangan pasokan.

Andry melihat kebijakan Trump untuk menunda penerapan tarif kepada Kanada dan Meksiko menjadi sentimen yang melemahkan dollar hari ini. Meskipun demikian, dia memperkirakan dampak sentimen ini hanya berlangsung temporer, mengingat kebijakan Trump yang masih sangat dinamis ke depannya.

Jelang pengumuman PDB Indonesia keseluruhan 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan sesi I Rabu (5/2/2025). IHSG dibuka melemah 0,16% ke posisi 7.062,26. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG sedikit terpangkas yakni menjadi 0,1% ke 7.066,11. IHSG masih berada di level psikologis 7.000.

Namun, indeks pasar saham Asia mayoritas bergerak menguat. Hang Seng menguat sebesar 2,37% menjadi 20.695 dan Indeks Nikkei menguat 0,63% menjadi 38.764. IHSG juga bergerak menguat 0,79% ke level 7.085, dengan penguatan terbesar terjadi pada sektor bahan baku yang naik sebesar 2,01%, diikuti oleh sektor energi yang naik sebesar 1,29%.

Adapun, imbal hasil obligasi rupiah pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 2,40 bps ke level 7,04%, sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun naik 1,02 bps ke level 4,56%. Di sisi lain, Indeks Dolar Amerika Serikat (AS) turun 0,08% ke level 108,9, sementara Rupiah terapresiasi 0,41% ke level Rp 16.367 per dolar AS. Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak menguat, di mana Peso Filipina mencatat penguatan tertinggi sebesar 0,58%, diikuti Rupiah dan Baht Thailand.

Dari pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka (ICE Brent) turun 0,99% ke level USD 75,2 per barel pada hari ini. Harga batubara berjangka Newcastle naik 0,13% ke level US$ 115,65 per ton, sementara harga emas turun 0,11% ke level US$ 2.812,1 per troy ounce.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Capai Ekonomi 8%, Konsumsi Listrik RI Harus 6.500 KVA/kapita

Next Article Potret Aktivitas Tanjung Priok, Gambaran Ekonomi RI Bergairah!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|