AAUI Ungkap Alasan Minat Asuransi Kendaraan Masih Rendah

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan menyatakan minat asuransi kendaraan di kalangan masyarakat masih rendah. Salah satunya disebabkan oleh tingkat literasi terkait asuransi kendaraan yang masih belum masif. 

"Ini memang menjadi satu tantangan, karena memang kesulitan kami ini kan kita melihat daripada behavior dari masyarakat pengguna kendaraan itu, dan juga melihat asuransi itu masih menjadi satu kewajiban, tapi bukan satu kebutuhan. Nah ini yang menjadi tantangan kami, bagaimana yang asuransi tadi saya katakan menjadi bukan kewajiban, tapi menjadi kebutuhan ini yang harus kita encourage," ujar dia dalam CNBC Indonesia Financial Forum bertema "Saatnya Melek Proteksi Asuransi & Aman Berkendara", Selasa (25/11/2025).

Dia menilai kebanyakan masyarakat Indonesia membeli kendaraan roda empat atau roda dua melalui perusahaan pembiayaan. Bersamaan dengan itu, masyarakat pemilik kendaraan juga diwajibkan membeli asuransi. Di sinilah muncul tantangan dalam mengedukasi masyarakat agar tetap memanfaatkan asuransi kendaraan.

"Kalau kita bicara asuransi, asuransi ini kan kita memberikan satu perlindungan atas ketidakpastian risiko yang kita akan hadapi setiap saat. Nah kalau asuransi kendaraan bermotor jelas saya pikir selesai dia kredit, ya sudah selesai. Karena apa? Kalau dia mau perpanjang kan biaya ekstra dia harus keluarkan lagi," jelasnya.

Melihat kondisi tersebut, AAUI bekerja sama dengan pihak regulator untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui satu program literasi asuransi, khususnya kendaraan. Di sisi lain, AAUI menyadari bahwa implementasi program literasi ini tidak mudah, mengingat sebagian asuransi kendaraan dinilai belum menjadi hal yang perlu diprioritaskan dibandingkan segmen asuransi lainnya.

Walau demikian, memasuki tahun 2026 terdapat turunan dari Undang-Undang P2SK yaitu salah satunya adalah asuransi wajib untuk TPL (third party liability), termasuk untuk kendaraan. AAUI pun mulai gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam hal ini, AAUI menekankan pentingnya asuransi bukan sebagai kewajiban, melainkan kebutuhan bagi setiap pemilik kendaraan roda dua dan roda empat.

"Kalau saya melihat dari beberapa angle. Tapi angle yang mungkin menjadi perhatian adalah angle behavior ya. Behavior dari masyarakat pemilik kendaraan, baik roda empat, roda dua, atau kendaraan niaga. Behavior-behavior ini memang harus kita coba sadarkan ya. Bahwa setiap kejadian risiko itu memang mengandung sesuatu yang tidak pasti. Nah ini memang tadi sudah disampaikan bagaimana sih kita caranya bisa meyakinkan melalui program literasi," terang Budi.

Menurut dia, program literasi asuransi kendaraan perlu diterapkan melalui kurikulum pendidikan sejak masa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan seterusnya demi menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya proteksi berupa asuransi sejak dini.

Tantangan lainnya ada pada pemerataan kualitas pendidikan. Program literasi asuransi kendaraan mungkin lebih mudah dilakukan di Pulau Jawa yang tingkat kesadaran masyarakatnya sudah di atas 60%. Namun, demografi penduduk Indonesia pada dasarnya sangat beragam. Diperlukan usaha lebih keras untuk mengedukasi masyarakat di wilayah-wilayah dengan tingkat pengetahuan asuransi yang masih minim.

"Ini perlu satu effort yang bukan dari asosiasi saja, tapi semua stakeholder, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua pemangku kepentingan. Dan ini kita sudah coba masuk bekerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di luar Jawa, dan nampaknya sudah kelihatan hasilnya, tapi seperti yang tadi disampaikan nggak bisa langsung berproses," tandas dia.

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|