Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara yang tergabung dalam Liga Arab akan melakukan pertemuan darurat di Kairo, Mesir, 27 Februari mendatang. Hal ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengambil alih wilayah Gaza dari Palestina.
Mengutip CNBC International, pertemuan darurat itu diminta Palestina dan diprakarsai Mesir. Kementerian Luar Negeri Mesir menyebut perkembangan yang menyelimuti kedaulatan Palestina akhir-akhir ini dalam bahaya, sehingga memang diperlukan adanya dialog yang membahas masa depan negara yang saat ini diduduki Israel itu.
"Kami akan menyelenggarakan Konferensi Liga Arab di Kairo mengikuti diskusi level tertinggi di sejumlah negara Arab akhir-akhir ini, termasuk terkait Negara Palestina yang meminta pertemuan ini untuk membicarakan perkembangan terbaru dan berbahaya untuk kedaulatan Palestina," ujar lembaga diplomatik Mesir itu Minggu, dikutip Senin (10/2/2025).
Sebelumnya, Presiden Trump mengatakan kembali rencananya untuk mencaplok wilayah Gaza. Pencaplokan ini akan dilakukan setelah pertempuran antara Israel dan milisi penguasa wilayah itu, Hamas, berakhir.
Ia mengklaim pengambilalihan oleh AS akan benar-benar membuat warga memiliki "kesempatan untuk bahagia, aman, dan bebas". Ditegaskannya bahwa AS, akan bekerja sama dengan tim-tim pembangunan yang hebat dari seluruh dunia, untuk perlahan memulai pembangunan Gaza.
"Akan menjadi salah satu pembangunan terbesar dan paling spektakuler dari jenisnya di Bumi. Tidak diperlukan tentara AS! Stabilitas untuk wilayah tersebut akan berkuasa!!!," tambahnya.
Trump sebenarnya telah mengumumkan usulannya mencaplok Gaza Selasa lalu, dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pemimpin asing pertama yang menemuinya di Gedung Putih sejak pelantikannya. Ia juga menyerukan relokasi warga Gaza ke negara lain dan sesumbar akan membangunnya kembali menjadi "Rivera Timur Tengah".
Sementara itu, Trump juga menegaskan rencana ini akhirnya akan mendapatkan persetujuan dari dua negara Arab di wilayah itu, Mesir dan Yordania. Namun hingga saat ini, baik Kairo maupun Amman masih menolak rencana tersebut.
Negara Palestina Berdiri di Arab Saudi
Sebelumnya, Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya mengecam pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Minggu. Sebelumnya, Netanyahu mengisyaratkan dalam sebuah wawancara bahwa negara Palestina dapat didirikan di wilayah Arab Saudi.
Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa pemikiran di balik pernyataan Netanyahu tidak dapat diterima. Ini, tegasnya, merupakan sebuah ilusi Israel.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menekankan penolakan tegas terhadap pernyataan semacam itu. Badan itu menyebut komentar Netanyahu hanya bertujuan mengalihkan perhatian dari kejahatan berkelanjutan yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap Palestina di Gaza.
"Mentalitas pendudukan ekstremis ini tidak memahami apa arti tanah Palestina bagi warga Palestina," katanya.
"Pola pikir seperti itu... tidak menganggap bahwa rakyat Palestina layak untuk hidup sejak awal, karena telah menghancurkan Jalur Gaza... dan membunuh puluhan ribu orang tanpa sedikit pun rasa kemanusiaan atau tanggung jawab moral".
Dalam sebuah bincang-bincang dengan jurnalis sayap kanan Israel Yaakov Bardugo tentang prospek normalisasi diplomatik dengan Arab Saudi, Netanyahu ditanya soal bagaimana kemajuan pembicaraan kedua negara. Netanyahu lalu memotongnya dengan dengan menebak alur pertanyaan Bardugo, menyebut "negara Palestina?".
"Kecuali jika Anda ingin negara Palestina berada di Arab Saudi," lanjut Netanyahu dengan tertawa.
"Mereka (Saudi) memiliki banyak wilayah," tambahnya lagi.
Pembukaan hubungan Israel dengan negara-negara Arab sendiri menjadi salah satu program Trump sejak masa kepemimpinannya yang pertama. Perjanjian itu disebut Abraham Accords di mana saat masa pertama Trump memimpin Israel membuka hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mengejutkan! Trump Sebut AS Akan Ambil Alih Gaza
Next Article Hizbullah Ngamuk 'Bom' Pager Meledak Massal di Lebanon, Rudal Israel