Allo Bank Agresif, Bidik Pertumbuhan Kredit dan DPK di Atas Industri

1 week ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Allobank Indonesia Tbk (BBHI) menargetkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang 2025 di atas rata-rata industri.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun ini sebesar 9%-11% secara tahunan (yoy). Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh 6%-8% yoy.

Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mengatakan bahwa perusahaan yang dia pimpin hendak menjaga akselerasi pertumbuhan. "Pertumbuhan kredit ingin di atas rata-rata industri," katanya dalam Paparan Publik di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Kendati demikian, Indra mengatakan target tersebut akan dicapai dengan memerhatikan kondisi saat perekonomian saat ini.

Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan tekanan besar terhadap perekonomian dunia. Indonesia menjadi satu dari banyak negara yang terdampak.

"Kondisi hari ini kita tentu kami selektif, termasuk di sisi paylater kami makin geanular, makin halus menyasar ke berbagai segmen," katanya.
Indra mengatakan saat ini Allo Bank telah menggunakan berbagai alternatif data untuk menyeleksi debitur, sepeeti data dari operator seluler hingga gawai yang digunakan.

Semua itu dikombinasikan untuk mendapatkan debitur dengan kualitas baik. Hasilnya, saat ini Allo Bank dapat menjaga rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) kurang dari 1%.

Sementara itu, untuk DPK emiten bersandi BBHI ini terbilang sangat agresif. Bank yang tergabung dalam ekosistem CT Corps tersebut.mengincar pertumbuhan lebih dari 25%.

"Target pertumbuhan DPK Rp 8,4 triliun dari Rp 6,1 triliun," katanya.

Adapun Allo Bank membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp467,10 miliar pada tahun 2024. Perolehan itu naik 5,07% yoy.

Dari sisi top line, pendapatan bunga tercatat naik 11,88% yoy menjadi Rp1,48 triliun, dengan beban bunga melonjak 26,43% yoy menjadi Rp369,42 miliar pada periode yang berakhir 31 Desember 2024.

Pada fungsi intermediasi, total kredit yang disalurkan Allo Bank hanya naik 1,25% yoy menjadi sebesar Rp7,47 triliun sepanjang tahun lalu. Kualitas kredit terjaga dengan rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) gross tercatat di posisi 0,81%, dan NPL net di posisi 0,08%.

Pada penghimpunan dana, (DPK) Allo Bank melonjak 24,42% yoy menjadi Rp6,09 triliun.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit 5% Usai Penundaan Tarif Dagang AS

Next Article Tiga Tahun Berdiri, Nasabah Allo Bank Sudah Tembus 11 Juta

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|