Amerika Serikat dan China Mulai Perundingan soal Tarif, Apa Hasilnya?

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China telah memulai perundingan soal tarif. Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan tarif 10% terhadap barang-barang Negeri Tirai Bambu yang masuk ke negaranya.

Mengutip Radio Free Asia, pernyataan singkat dari Departemen Keuangan AS mengatakan perundingan dilakukan via panggilan video oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Telepon itu menjadi sebuah perkenalan antara keduanya, namun pihak sudah Washington menyuarakan kekhawatiran defisit perdagangan.

"Bessent menyatakan kekhawatiran serius tentang upaya anti-narkotika China, ketidakseimbangan ekonomi, dan kebijakan tidak adil," kata pernyataan itu, dikutip Senin (24/2/2025).

"Menteri Keuangan menekankan komitmen Pemerintah Trump untuk menjalankan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang melindungi ekonomi Amerika, pekerja Amerika, dan keamanan nasional kita. Namun kami berkomitmen untuk berkomunikasi dengan pihak."

Di sisi lain, pernyataan berbahasa Mandarin yang dirilis oleh kantor berita pemerintah China, Xinhua, Lifeng sementara itu menyatakan kekhawatiran serius atas tarif tambahan AS baru-baru ini dan tindakan pembatasan lainnya terhadap China.

"Namun, baik Bessent maupun Lifeng mengakui pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral," kata pernyataan berbahasa Mandarin tersebut.

Panggilan video itu dilakukan beberapa hari setelah Departemen Luar Negeri AS memperbarui 'lembar fakta' hubungan bilateralnya dengan China untuk menambahkan serangkaian keluhan tentang Beijing, yang menyebabkan reaksi keras dari pemerintah China.

Perubahan pada 13 Februari itu, yang dilakukan beberapa hari setelah Departemen Luar Negeri menghapus bahasa standar sebelumnya tentang tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, mengisyaratkan kekhawatiran pemerintahan Trump tentang hubungan dagang AS-China.

Dalam halaman situs resmi AS, China disebutkan menjadi 'salah satu iklim investasi paling ketat di dunia'. Namun dituliskan bahwa Washington berjanji untuk melaksanakan pendekatan 'America First' Trump terhadap hubungan perdagangan dan diplomatik.

"Dalam hubungan ekonomi bilateralnya dengan China, AS akan mengutamakan kepentingan AS dan rakyat Amerika dan berupaya untuk mengakhiri praktik ekonomi China yang kasar, tidak adil, dan ilegal," tulisnya.

Halaman situs itu juga menuduh Beijing mengambil untung dari praktik perdagangan yang tidak adil dengan AS, termasuk dengan "menggunakan kerja paksa dan subsidi negara yang besar, merugikan bisnis Amerika, dan membuat mereka terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia oleh China."

Halaman yang diperbarui tersebut juga secara khusus juga membuang praktik diplomatik Amerika yang biasa merujuk pemerintah China sebagai 'Republik Rakyat China' atau dengan akronim 'RRC' dan bukan 'China'.

"AS berkomitmen kuat untuk melawan upaya China yang sah dan tidak sah untuk memperoleh teknologi AS guna memajukan modernisasi militernya," kata halaman tersebut dalam satu contoh bagian.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Dagang "Menyebar", Ekuador Patok Tarif 27% ke Meksiko

Next Article China Selidiki Induk Perusahaan Calvin Klein Asal AS, Ada Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|