REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Menteri Haji dan Umrah Saudi, Tawfiq Al-Rabiah menyebutkan bahwa pelaksanaan ibadah haji 2025 terbaik selama 50 tahun terakhir. Menurutnya, jamaah haji yang datang ke Tanah Suci hampir 100 persen merasa puas dengan layanan yang diberikan.
"Ini adalah haji terbaik dalam 50 tahun terakhir, dengan kepuasan jemaah mencapai 91 persen," ujar Taufiq saat berpidato di Konferensi dan Pameran Haji edisi kelima seperti dilaporkan Saudigazette, Selasa (11/11/2025).
Konferensi yang diselenggarakan di bawah naungan Raja Salman, Wali Dua Masjid Suci, dimulai di Jeddah Superdome pada Ahad (9/11/2025). Konferensi yang bertema "Dari Makkah untuk Dunia" ini diselenggarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah dan Program Pengalaman Jamaah, salah satu inisiatif Visi Saudi 2030.
Acara ini menampilkan peresmian edisi perdana Forum Sejarah Haji dan Dua Masjid Suci, yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian dan Arsip Raja Abdulaziz (Darah). Peresmian ini dihadiri oleh para menteri, pejabat senior, perwakilan negara-negara Islam, dan kepala kantor urusan haji.
Konferensi dan pameran ini akan berlangsung hingga 12 November, menampilkan lebih dari 143 sesi dialog dan lokakarya dengan partisipasi para pakar dan pembicara terkemuka dari lebih dari 150 negara.
Atas nama Raja Salman, Wakil Emir Makkah, Pangeran Saud bin Misy'al meresmikan konferensi tersebut. Dalam pidatonya, Pangeran Saud menegaskan komitmen teguh Kerajaan untuk melanjutkan upaya penuh berkah yang digagas Raja Abdulaziz dalam melayani Dua Masjid Suci dan merawat para jamaahnya.
Ia pun menekankan dedikasi Arab Saudi untuk terus mengembangkan dan meningkatkan layanan yang diberikan kepada para jamaah dan pengunjung, sehingga mereka dapat menjalankan ibadah dengan mudah dan nyaman.
Pangeran Saud juga memuji keberhasilan musim haji 2025 dan penyelenggaraan serta layanannya yang luar biasa, yang mencerminkan upaya dan kolaborasi luar biasa di antara semua lembaga pemerintah.
Ia berdoa kepada Allah agar hasil konferensi ini dapat berkontribusi pada penguatan kerja sama dan koordinasi bersama, berdasarkan keberhasilan yang telah diraih pada konferensi-konferensi sebelumnya.
Berbicara pada konferensi tersebut, penasihat khusus Penjaga Dua Masjid Suci dan ketua Dewan Direksi Darah, Pangeran Faisal bin Salman menyatakan bahwa haji bukan sekadar tindakan ibadah musiman, melainkan perjalanan iman yang melintasi sejarah, yang mewujudkan perjalanan umat manusia menuju tauhid sejak zaman kuno.
Sepanjang sejarah Islam, haji tetap menjadi simbol persatuan dan kekuatan umat Islam, terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapinya, hingga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada Tanah Suci ini, yang menjadikan pengabdian kepada Dua Masjid Suci dan menjamin keselamatan para jqmaah sebagai tanggung jawab agama dan nasional yang teguh.
Pangeran Faisal juga mengumumkan peluncuran "Forum Sejarah Haji dan Dua Masjid Suci" bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah dan Program Doyof Al Rahman.
"Ini merupakan inisiatif yang berfokus pada pendokumentasian sejarah haji dan tahapan-tahapannya sepanjang masa, dari masa pra-Islam hingga era Saudi, secara ilmiah yang menyoroti bukti-bukti sejarah dan mendokumentasikan transformasi serta aspek-aspek perkembangannya," ujarnya.
Pangeran Faisal mengatakan, sejak berdirinya negara Saudi pertama, pendekatan kepemimpinan tetap teguh dalam melindungi rombongan haji, mengamankan rute mereka, menghormati dan merawat para jamaah, dan menjadikan pelayanan para jamaah sebagai amanah agama dan tanggung jawab nasional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ia menunjukkan bahwa kepemimpinan Saudi terus memperhatikan haji dan mengatur urusan para jemaah sejak era Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi modern, dan putra-putranya - raja-raja yang memberikan perhatian penuh untuk melayani Dua Masjid Suci dan haji, hingga haji, di bawah kepemimpinan Saudi saat ini, telah mencapai tingkat tertinggi dalam hal organisasi, layanan, dan integrasi.
Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Al-Rabiah menyatakan, konferensi tersebut mencerminkan dukungan kepemimpinan yang bijaksana dan upaya berkelanjutan Kerajaan untuk memajukan sektor layanan haji sejalan dengan Visi 2030, memastikan pengalaman yang lancar, spiritual, dan memperkaya bagi para jamaah.
Ia mencatat bahwa Kementerian Haji dan Umrah memulai persiapan untuk musim haji mendatang pada tanggal 13 Dzulhijjah, hari terakhir haji, bekerja secara sistematis dan dengan kesiapan awal, di bawah pengawasan Komite Haji Agung dan bekerja sama penuh dengan berbagai lembaga pemerintah.
Ia mengungkapkan, kontrak dasar untuk lebih dari 60 persen jemaah haji telah difinalisasi, sementara persiapan untuk 50 persen tempat suci telah rampung dan diperkirakan akan sepenuhnya siap pada tanggal 1 Dzulqaidah.
"Lebih dari 70 persen bangunan hunian dan hotel juga telah dipersiapkan melalui kerja sama dengan Kementerian Pariwisata," ujarnya.
Menteri Al-Rabiah menambahkan, musim haji ditandai dengan upaya terpadu dan layanan terpadu dari berbagai jenis, yang menghasilkan peningkatan kepuasan jemaah haji yang signifikan dari 74 persen pada tahun 2022 menjadi 91 persen tahun lalu.
Al-Rabiah lebih lanjut mencatat bahwa aplikasi Nusk telah melampaui 40 juta pengguna di seluruh dunia dan telah memasuki fase pengembangan baru, memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan melalui fitur "Nusk AI".
Ia juga berbicara tentang pengembangan 71 situs sejarah dan budaya di Makkah dan Madinah, yang telah dikunjungi lebih dari 3 juta orang, dengan tingkat kepuasan melebihi 95 persen.
Selama konferensi tersebut, sejumlah kesepakatan dan nota kesepahaman ditandatangani di antara entitas peserta untuk meningkatkan kerja sama dalam teknologi, operasi, dan kualitas layanan bagi para jamaah haji.

2 hours ago
1










































