Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah eskalasi ketegangan kawasan Timur Tengah, serangan udara besar-besaran yang dilakukan militer Amerika Serikat di Yaman kembali menelan korban jiwa dalam jumlah besar.
Menurut laporan media yang berafiliasi dengan kelompok Houthi, serangan terbaru ini telah menewaskan puluhan orang, termasuk migran yang ditahan, menambah daftar panjang korban dalam operasi militer yang terus berlangsung sejak pertengahan Maret.
Dalam laporan Senin (28/4/2025), saluran berita satelit Al Masirah TV melaporkan bahwa delapan orang tewas dalam serangan udara AS yang menargetkan distrik Bani al-Harith di bagian utara ibu kota Yaman, Sanaa. Selain itu, serangan pada malam sebelumnya di wilayah Amran dan Saada juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk dua orang yang tewas dalam serangan awal di Sanaa.
"Delapan syuhada, termasuk anak-anak dan perempuan," demikian laporan Al Masirah terkait serangan di wilayah Thaqban, Bani al-Harith, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Tragedi yang lebih besar terjadi saat sebuah pusat penahanan migran di Saada dihantam serangan udara, yang menewaskan sedikitnya 30 orang.
Al Masirah menampilkan rekaman grafis dari lokasi kejadian dan melaporkan bahwa fasilitas tersebut menampung sekitar 100 orang migran, sebagian besar berasal dari Ethiopia dan negara-negara Afrika lainnya, yang ditahan saat mencoba melintasi Yaman untuk mencari pekerjaan di Arab Saudi.
Selama ini, kelompok Houthi disebut-sebut mendapatkan keuntungan besar dari aktivitas penyelundupan migran ke Arab Saudi, meskipun perjalanan tersebut penuh risiko, termasuk kemungkinan penahanan, penyiksaan, dan bahaya akibat konflik berkepanjangan.
Tragedi ini mengingatkan pada insiden tahun 2022, ketika serangan koalisi pimpinan Arab Saudi menghantam pusat penahanan di Yaman, menewaskan 66 tahanan, sebagaimana tercatat dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat itu, PBB melaporkan bahwa pasca serangan, pasukan Houthi menembak mati 16 tahanan yang berusaha melarikan diri dan melukai 50 lainnya.
Eskalasi Serangan dan Tingginya Jumlah Korban
Serangan udara terbaru dari AS membuat total korban tewas akibat operasi militer Amerika di Yaman meningkat menjadi 228 orang, menurut perhitungan berdasarkan pengumuman resmi kelompok Houthi terkait korban jiwa.
Komando Pusat Militer AS (CENTCOM), yang bertanggung jawab atas operasi di Timur Tengah, mengakui telah melakukan lebih dari 800 serangan terhadap target-target di Yaman sejak 15 Maret. Dalam pernyataannya, CENTCOM menyatakan, "Serangan ini telah menewaskan ratusan pejuang Houthi dan banyak pemimpin Houthi."
Namun, CENTCOM menolak memberikan rincian spesifik tentang operasi-operasi tersebut.
"Untuk menjaga keamanan operasional, kami sengaja membatasi pengungkapan detail terkait operasi yang sedang berlangsung atau yang akan datang," ujar pernyataan CENTCOM.
"Kami sangat berhati-hati dalam pendekatan operasional kami, tetapi tidak akan mengungkapkan secara spesifik apa yang telah kami lakukan atau apa yang akan kami lakukan."
Militer AS berdalih bahwa operasi mereka ditujukan untuk menargetkan kelompok Houthi, yang bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan terhadap Israel. Houthi sendiri menyatakan bahwa serangan mereka terhadap kapal-kapal di Laut Merah adalah balasan atas perang Israel di Gaza.
Pada 18 April lalu, serangan AS terhadap pelabuhan bahan bakar Ras Isa di Yaman menjadi serangan paling mematikan yang diketahui sejauh ini, menewaskan setidaknya 74 orang dan melukai 171 lainnya.
Peningkatan intensitas serangan Amerika ini juga terjadi seiring dengan upaya Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran-pendukung utama kelompok Houthi-dengan tujuan memaksa Teheran untuk menyetujui kesepakatan baru terkait program nuklirnya.
Serangan-serangan ini diluncurkan dari dua kapal induk AS yang berada di kawasan, yakni USS Harry S Truman di Laut Merah dan USS Carl Vinson di Laut Arab.
Meski menghadapi tekanan udara yang luar biasa, pasukan Houthi tetap melanjutkan serangan mereka, termasuk menembakkan rudal ke arah Israel dan kapal-kapal AS di Laut Merah, serta menargetkan drone militer AS.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Detik-Detik Jet Tempur AS Gempur Pemberontak Houthi
Next Article Video: AS Serang Houthi di Yaman, 53 Orang Tewas