Awali Hari Dengan Penuh Tekanan, Bitcoin Cs Masih Sulit Naik

3 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto cenderung mengalami tekanan pada pagi hari ini (14/1/2025) khususnya pasca data yang datang dari Amerika Serikat (AS) tampak masih cukup kuat belakangan ini.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Selasa (14/1/2025) pukul 06:36 WIB, pasar kripto cenderung tertekan. Bitcoin naik tipis 0,02% ke US$94.370,14 sementara secara mingguan berada di zona negatif 7,59%.

Ethereum terdepresiasi 3,78% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan ambles 14,88%. BNB melemah 0,66% secara harian dan jika dilihat dalam seminggu terakhir terpantau mengalami terkoreksi 6,01%.

Sementara Cardano tampak turun 1,8% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir tersungkur 13,53%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,6% di angka 3.504,56. Open interest terdepresiasi 1,6% di angka US$127,74 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 47 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase neutral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dilansir dari cointelegraph.com, Bitcoin dan altcoin mengalami tekanan terkhusus setelah data pada 10 Januari 2025, Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang melaporkan bahwa terjadi peningkatan 256.000 dalam payroll nonpertanian, melampaui sebagian besar perkiraan dalam survei Bloomberg. Tingkat pengangguran turun secara tak terduga menjadi 4,1%, sementara rata-rata penghasilan per jam naik 0,3% pada Desember.

Revisi tahunan menunjukkan puncak pengangguran Juli, yang awalnya dilaporkan sebesar 4,3%, direvisi lebih rendah, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih kuat selama musim panas. Angka-angka ini memperkuat pendekatan hati-hati The Fed, dengan pembuat kebijakan memproyeksikan hanya dua pemotongan suku bunga untuk tahun 2025 saat mereka menghadapi tantangan dalam mencapai target inflasi 2%.

Pedagang obligasi, misalnya, tidak melihat pemotongan suku bunga terjadi sebelum September, menurut data CME.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang menghasilkan imbal hasil seperti Treasury AS. Akibatnya, minat pedagang terhadap aset berisiko seperti cryptocurrency dan saham menurun.

Penurunan Bitcoin saat ini, oleh karena itu, merupakan bagian dari sentimen penghindaran risiko yang semakin meningkat, yang juga tercermin dari penurunan di berbagai indeks saham utama AS. Di sisi lain, imbal hasil obligasi Treasury AS jangka pendek dan jangka panjang mengalami kenaikan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Bitcoin Tembus Level All Time High

Next Article Bitcoin Diguyur Banyak Sentimen Positif, Pasar Kripto Malah Merah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|