Bahlil Setujui Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Bertahap

2 months ago 26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan sinyal relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI). Namun izin ekspor tersebut akan diberikan secara bertahap.

Sebagaimana diketahui, kegiatan ekspor konsentrat Freeport terhenti sejak 31 Desember 2024, ditengarai insiden kebakaran smelter di Gresik, Jawa Timur.

Bahlil mengatakan, pihaknya bersama dengan Freeport sudah melakukan pembahasan perihal ini. Jalan tengahnya dengan memberikan ruang relaksasi ekspor secara bertahap.

"Alhamdulillah kemarin kita sudah memutuskan dengan jalan tengah bahwa pabrik itu akan selesai di bulan Juni (2025-pasca kebakaran) dan Freeport sudah membuat pernyataan dan laporan dari polisi maupun dari asuransi juga sudah ada dan secara bertahap kita masih memberikan ruang untuk melakukan ekspor konsentrat," katanya ditemui di sela acara Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Pertimbangan pemerintah memberikan ruang relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga kepada PTFI lantaran perusahaan tembaga dan emas ini berkontribusi besar dalam memberikan pemasukan negara.

Selain itu, Bahlil mengatakan ada potensial kehilangan pendapatan negara bila PTFI tidak melakukan produksi tembaga lantaran tidak bisa diekspor. Ditambah, ada potensi ribuan karyawan yang dirumahkan imbas dari belum bisa berjalannya smelter tembaga terbaru PTFI itu.

"(Solusi) win-winnya adalah bagaimana agar produksi daripada Freeport kita berjalan karena kalau enggak nanti karyawan puluhan ribu itu akan dirumahkan. Dan yang kedua adalah potensi untuk kemudian pendapatan Freeport dan negara juga akan menjadi loss. Tapi di sisi lain, bagi saya sebagai menteri ESDM adalah bagaimana memastikan agar pabrik itu segera berjalan," bebernya.

Meski diberikan relaksasi ekspor, PTFI akan terkena sanksi dari pemerintah, yakni naiknya nilai pajak ekspor.

"Sanksinya kita memberikan adalah pajak ekspornya kita naikkan. Jadi dia membayarkan negara lebih besar daripada sebelumnya," tandas Bahlil.

Asal tahu saja, PTFI sendiri sudah berhenti melakukan ekspor konsentrat tembaganya sejak izin ekspor tembaga yang diberikan oleh pemerintah selesai di 31 Desember 2024 lalu.

Hal itu juga ditambah dengan kejadian kebakaran yang sempat melanda fasilitas pemurnian dan pemrosesan atau smelter terbaru PTFI pada Oktober 2024 lalu, yang membuat perusahaan tidak bisa mengolah hasil tambangnya. Kedua kondisi tersebut akhirnya berdampak pada penuhnya 'gudang' atau stockpile tembaga PTFI.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Singapura Bersiap Hadapi Dampak Perang Dagang AS & China

Next Article Bahlil Sebut Dunia Termasuk RI Insaf Bertahap, Soal Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|