3 hours ago
1
Biodiesel (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah menargetkan uji coba bahan bakar campuran biodiesel 50 persen (B50) akan rampung pada 2025. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut langkah ini menjadi bagian penting dari percepatan transisi energi nasional serta penguatan ketahanan energi berbasis sumber daya dalam negeri.
“Pada tahun ini kita memasuki masa uji B50, dan sekarang tesnya sudah mau final,” ujar Bahlil saat peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-80 di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Ia menjelaskan, peningkatan bauran biodiesel dari B40 ke B50 menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju kemandirian energi nasional. Program ini diharapkan menekan ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil dan menghemat devisa negara secara signifikan. Selain itu, kebijakan ini juga memperluas rantai nilai industri kelapa sawit nasional yang menjadi bahan utama biodiesel.
Program transisi energi, kata Bahlil, menjadi indikator utama kinerja Kementerian ESDM. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035, pemerintah menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 69,5 megawatt yang bersumber dari tenaga surya, air, dan angin.
Ia menekankan, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci agar kebijakan energi nasional berjalan efektif. “Hubungan antara negara dan pengusaha harus bersifat kolaboratif, di mana negara membina, sementara pengusaha berkontribusi terhadap pendapatan negara melalui produksi dan pajak,” ujarnya.
Bahlil menegaskan, peningkatan bauran biodiesel bukan sekadar agenda teknis, melainkan langkah strategis memperkuat ketahanan energi dan mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis sumber daya domestik. Dengan pelaksanaan yang konsisten, pemerintah menargetkan penghematan devisa dari impor bahan bakar serta penciptaan lapangan kerja baru di sektor energi hijau.
Transisi menuju B50 diharapkan menjadi fondasi kuat bagi Indonesia memasuki era energi bersih dan berdaulat, sekaligus memperkuat posisi nasional dalam upaya global menekan emisi karbon.
