Bank Bisa Panen Cuan dari Transaksi Valas

8 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Rupiah berhasil menutup perdagangan pekan ini dengan kinerja ciamik dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS). Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia juga mampu menguat dari Dolar AS.

Merujuk data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat (3/10/2025), rupiah terapresiasi 0,30% ke posisi Rp16.530/US$. Dalam sepakan perdagangan, rupiah berhasil konsisten ditutup dalam zona penguatan, bahkan penguatan telah terjadi sejak 26 September 2025 atau dalam enam hari beruntun.

Akan tetapi sepanjang tahun berjalan nilai tukar rupiah masih tertekan di hadapan dolar AS, yakni melemah 2,73%. 

Pelemahan rupiah tak lepas dari tekanan eksternal dan keluarnya dana asing dari pasar keuangan domestik. Hingga 24 September, aliran dana keluar investor asing dari pasar obligasi pemerintah mencapai Rp36,46 triliun. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) Indonesia bertenor 5 tahun naik ke 84,3 basis poin (bps) pada 26 September, dari posisi di bawah 70 bps sepekan sebelumnya.

Analis Ajaib Sekuritas Rizal Rafly, menilai perbankan perlu menjaga keseimbangan antara eksposur valas dan rupiah. Dalam kondisi fluktuasi kurs, strategi lindung nilai (hedging) dan manajemen likuiditas valas menjadi kunci agar margin tidak tergerus.

"Bank yang prudent justru bisa meraih peluang di tengah volatilitas. Fluktuasi kurs meningkatkan kebutuhan nasabah terhadap layanan hedging, transaksi valas, hingga fee-based income treasury," jelas Rizal, dikutip Minggu (5/10/2025).

Menurut Rizal, spread jual-beli valuta asing, khususnya dolar AS, juga melebar dalam beberapa hari terakhir, fenomena umum ketika rupiah mengalami tekanan. Kondisi ini membuat bank devisa dengan likuiditas kuat berpeluang mencetak tambahan cuan.

Sementara itu PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) sepanjang paruh pertama 2025 melaporkan keuntungan transaksi valas mencapai Rp32,1 miliar, tumbuh 58,9% secara tahunan (yoy).

Kontribusi pendapatan valas terhadap total pendapatan non-bunga juga melonjak signifikan menjadi 28,7% per Juni 2025, dari hanya 12,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal itu seiring dengan Bank Woori yang mendapatkan pembiayaan jangka panjang dari induk usaha dan cabang luar negeri hingga US$500 juta.

Pada periode yang sama, kredit dalam bentuk valuta asing yang disalurkan mencapai Rp12,85 triliun, atau sekitar 28% dari total portofolio kredit.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap! Bank Banjir Likuiditas, BI Turunkan PLM Jadi 4%

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|