Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 19,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.670,55 triliun.
Angka tersebut jauh di atas pertumbuhan industri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan industri perbankan menyalurkan kredit Rp 7.827 triliun, naik 10,39% yoy.
Alhasil pangsa pasar kredit Bank Mandiri pada tahun lalu melambung menjadi 21,34% atau menguasai seperlima portofolio penyaluran dana industri perbankan.
Adapun Bank pelat merah berlogo pita kuning tersebut mengandalkan pertumbuhan yang solid dari beberapa segmen utama, yakni kredit wholesales yang menjadi inti utama bisnis perusahaan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan bahwa pertumbuhan kredit tersebar merata di berbagai daerah Indonesia yang menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Sepanjang tahun 2024, Bank Mandiri mampu mendorong pertumbuhan baik kredit maupun tabungan hingga lebih dari 2 kali lipat pertumbuhan industri, dan pertumbuhan yang sangat baik ini tersebar dengan merata di seluruh Indonesia," kata Darmawan dalam paparan kinerja kuartal IV-2024, Rabu (5/2/2025).
Darmawan melanjutkan bahwa Bank Mandiri fokus pada sektor-sektor strategis seperti pertanian dan perkebunan, energi, telekomunikasi, industri makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang tersebar di berbagai wilayah.
Penyaluran kredit di segmen korporasi tetap menjadi kontributor utama dengan pertumbuhan mencapai 25,5% yoy, menjadi Rp 913,3 triliun pada akhir 2024.
Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga terus mendapatkan perhatian dengan pertumbuhan mencapai 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024. Realisasi ini menurut Darmawan, sejalan dengan komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.
Sementara itu, kinerja dana pihak ketiga (DPK) tumbuh ditopang oleh peningkatan dana murah atau current accoung savings account (CASA). Hingga akhir 2024, DPK Bank Mandiri tumbuh 7,73% yoy menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.
Pertumbuhan CASA utamanya didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4% yoy menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6% yoy menjadi Rp 606 triliun. "Keberhasilan ini tidak terlepas dari optimalisasi layanan digital seperti Livin' by Mandiri, yang semakin mempermudah transaksi dan perencanaan keuangan bagi nasabah ritel, serta Kopra by Mandiri, yang memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan bagi segmen wholesale," terangnya.
Target 2025
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo membeberkan rencana bisnis bank pada tahun ini. Menjaga rasio CASA adalah prioritas utama perusahaan dalam upaya menekan beban dana. "Dan kami akan fokus penguatan CASA ini berbasis transaksional, meningkatkan volume transaksi nasabah wholesale dan retail," katanya.
Hal itu sebagai upaya bank menjaga kinerja di tengah tantangan likuiditas yang masih akan dihadapi oleh industri perbankan tahun ini.
Sigit juga mengatakan bahwa Bank Mandiri akan menjaga likuiditas dengan mendorong pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri dan pertumbuhan kredit perusahaan. "Pendekatan utama kami dorong nasabah menjadi main operational bank, diwujudkan melalui beberapa pendekatan ecosystem driven growth secara efektif dari bisnis turunan dan nasabah wholesale akan menciptakan close loop transacation," tambahnya.
Sementara itu, dari sisi bottom line, Bank Mandiri akan menjaga pertumbuhan berkelanjutan dengan fokus pada ekspansi bisnis ke sektor yang sehat dan memiliki prospek baik.
"Seperti industri makanan dan minuman, jasa kesehatan, telekomunikasi, dan energi," kata Sigit.
Dengan menjaga rasio CASA tinggi pada tahun ini, bank akan memiliki kemampuan untuk menjaga margin bunga bersih atau net interes margin (NIM). Selain itu bank juga akan diuntungkan dengan proyeksi lanjutan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun. Capaian ini diraih seiring dengan tantangan biaya dana pada tahun lalu.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bank Mandiri Cetak Laba Rp55,78 Triliun Sepanjang 2024
Next Article Live Now! Dirut Bank Mandiri Beberkan Strategi Ekspansi Kredit