Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto berbicara mengenai perang likuiditas antara pemerintah dan industri perbankan. Seperti diketahui, isu likuiditas yang menghantui industri perbankan sepanjang tahun 2024, mengasih mengancam tahun ini.
Perbankan pun harus bersaing dengan pemerintah yang menerbitkan berbagai instrument dengan imbal hasil atau yield yang lebih menarik, seperti, obligasi negara ritel (ORI) dengan bunga kupon di atas 6% dengan tenor 3 tahun.
Airlangga menanggapi dengan bergurau, hal ini harus dibicarakan dengan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, Jerome Powell. Menurutnya, tingkat suku bunga tinggi Fed membuat suku bunga domestik tidak bisa turun, dan mendorong arus keluar modal asing.
Meskipun begitu, Airlangga memandang biaya pendanaan atau cost of fund perbankan harusnya bisa lebih murah. Sebab, inflasi Indonesia saat ini berada di tingkat 1,5%, dengan subsidi bunga 6% dari pemerintah untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Tetapi tentu US Dollar ini sangat berpengaruh. Jadi, oleh karena itu, kita mengerti situasi ini. Namun, pemerintah mengambil kebijakan untuk KUR misalnya, kita patok di bunga 6%. Sisanya antara cost of fund perbankan yang kita berikan itu 6% disubsidi pemerintah," kata Airlangga di BNI Investor Daily Round Table, Hotel Mulia, Rabu (15/1/2025).
Dengan begitu, Airlangga mengatakan kelas menengah bisa tetap memperoleh kredit dengan bunga yang murah. Bahkan, ia mengatakan pemerintah menawarkan paket yang bisa menunjang para debitur untuk KU untuk naik kelas.
"Karena kita lihat KUR ini harus naik kelas, tidak hanya mereka jadi pedagang saja, atau mereka hanya di sektor jasa. Tapi juga kita dorong juga manufaktur," imbuh Airlangga.
Ia mengatakan di sektor produktif, pemerintah juga memberikan subsidi sebesar 6%.
"KaIau sektor produktif di sektor yang sampai kreditnya Rp10 miliar untuk capex untuk investasi permesinan, kredit investasi, bunga yang ditawarkan perbankan manapun, pemerintah subsidi 6%. Sehingga tentu bagi pengusaha small medium enterprise, bunga yang efektifnya mungkin di bawah 4% atau 3%," jelas Airlangga.
Menurutnya, itulah yang diperlukan untuk industri bisa revitalisasi mesin sehingga dapat efisiensi energi, lantas bisa berkompetisi di pasar domestik. Airlangga mengatakan revitalisasi ini akan didorong di sektor furnitur, alas kaki, garmen, dan makanan minuman.
(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Utang Jatuh Tempo SRBI, Rupiah Bakal Semakin Tertekan
Next Article Ketakutan Jokowi di Akhir Jabatan Makin Nyata, Ini Bukti Terbarunya