Belajar dari Nabi Muhammad, Investasi Mudharabah Hadapi Krisis di Arab

2 days ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia di berbagai zaman. Salah satu periode krisis yang menarik disimak adalah era kehidupan Nabi Muhammad.

Pada saat itu, sekitar tahun 600-an Masehi, terjadi masalah ekonomi yang disebabkan pertempuran antar sesama suku di Arab, kehilangan banyak penduduk akibat migrasi, hingga manipulasi perdagangan oleh kaum Yahudi.

Hal tersebut membuat Nabi Muhammad dan masyarakat Arab menghadapi kemerosotan ekonomi. Terputusnya jalur perdagangan membuat banyak rakyat mengalami kelaparan dan terjerat kemiskinan.

Pada saat bersamaan, Nabi Muhammad juga tetap melakukan beragam cara agar kondisi keuangan pribadi tidak boncos dengan berbagai cara ini.

Apa Saja?

Mengutip riset "The Rasulullah Way of Business" (2021), Nabi Muhammad berupaya memutar uang di sektor peternakan, tanah, dan properti. Rasulullah yang dikenal sebagai al-amin alias sangat dipercaya, mudah mendapatkan para pemodal. Para pemodal yakin Nabi Muhammad bisa mengelola uang. Apalagi, Nabi Muhammad juga menjanjikan bagi hasil keuntungan usaha yang adil.

Setelah uang terkumpul, Nabi Muhammad awalnya berbisnis peternakan. Bagi Nabi, peternakan bukan bisnis yang asing. Semasa muda, beliau sudah menjadi penggembala kambing, sehingga sudah tahu seluk-beluk dunia peternakan.

Terlebih, bagi masyarakat Arab, peternakan adalah bisnis menguntungkan. Sebab, hewan yang dipelihara bisa beranak pinak dan bagian tubuhnya bisa dimanfaatkan kembali. Nabi sendiri diketahui punya peternakan unta hingga puluhan ekor. Dan jadi harta paling berharganya.

Selain berternak, Nabi juga banyak membeli tanah dan properti. Mengutip Musaffa, Nabi Muhammad SAW melakukan investasi pertamanya dengan menyewakan tanah kepada orang Yahudi dengan konsep bagi hasil.

Dia menyewa perkebunan kurma dan tanah di Khaybar kepada orang Yahudi. Selama periode itu, dia membiarkan mereka tinggal di tanah, mengolahnya, dan berbagi keuntungan di akhir. Konsep bagi hasil seperti itu kemudian didefinisikan sebagai mudharabah.

Namun, hal mendasar yang bisa dipetik dalam investasi dan bisnis ala Nabi Muhammad adalah keharusan kita bersedekah. Islam telah mengajarkan ada hak orang lain dalam harta kekayaan kita. Dan tiap kali membantu orang lain kita akan mendapat keuntungan luar biasa.

Atas dasar inilah Nabi Muhammad tidak menimbun kekayaannya sendiri. Seluruh kekayaan yang diperoleh dari keuntungan bisnis dialihkan untuk kepentingan umat. Nabi suka bersedekah, baik berupa uang, pakaian, atau makanan.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Mengintip Kinerja Emiten Properti di Tengah Gejolak Ekonomi

Next Article Investor Syariah Wajib Tahu, Ini Strategi Investasi Ala Nabi Muhammad

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|