Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayati memotong pita peresmian TPS3R Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kamis (9/10/2025). Harian Jogja - Kiki Luqman
BANTUL—Sejak dicanangkan 2021 lalu, Gerakan Bantul Bersih Sampah (Bantul Bersama) kini memasuki tahun keempat. Sebagai salah satu bentuk refleksinya, Pemkab meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Caturharjo di Gluntung Lor, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, Kamis (9/10/2025).
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, Fenty Yusdayati, yang hadir mewakili Bupati Bantul Abdul Halim Muslih, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi dan memperkuat semangat kolaborasi menuju Bantul bebas sampah pada 2025.
Sejak dicanangkan pada 2021, Gerakan Bantul Bersama telah mengolaborasikan Pemkab dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari perguruan tinggi, hingga kelompok masyarakat dan PKK.
“Gerakan Bantul Bersama dimulai pada 2021, bahkan sebelum adanya desentralisasi pengelolaan sampah oleh Pemda DIY. Waktu itu kami sudah melibatkan masyarakat, perguruan tinggi, dan berbagai pihak,” ujar Fenty.
Adapun, Kalurahan Caturharjo, kata dia, menjadi salah satu wilayah yang sejak awal aktif dalam gerakan ini, termasuk ketika mendapat dukungan peralatan dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk pengelolaan sampah.
Fenty juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Kabupaten Bantul sebagai wilayah di selatan DIY. Secara geografis, Bantul menjadi “muara” aliran sampah dari daerah lain. “Kondisi geografis membuat Bantul sering menerima kiriman sampah, terutama saat musim hujan. Tetapi kami tidak bisa diam. Justru harus mulai dari rumah tangga dengan memilah sampah sejak awal,” jelasnya.
Untuk itu, dia menekankan peran penting PKK dalam menggerakkan perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah rumah tangga.
Menurutnya, tanpa peran aktif kaum ibu, upaya pemilahan sampah tidak akan berjalan optimal. “Saya sering bilang, kalau bukan ibu-ibunya yang cerewet soal pilah sampah, itu belum jalan. Jadi ayo, ibu-ibu, terus dorong pemilahan sampah dari rumah,” katanya.
Lebih lanjut, Fenty mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemda DIY dan Paniradya Kaistimewan yang telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan fasilitas pengelolaan sampah di tiga lokasi pada 2024.
Dia berharap langkah ini terus berlanjut agar seluruh kapanewon di Bantul memiliki sarana pengelolaan sampah yang memadai.
Teknologi Sederhana
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Bambang Purwadi, menjelaskan
teknologi yang digunakan di TPS3R Caturharjo tidak rumit dan mahal.
Dengan peralatan sederhana, masyarakat bisa melakukan pengolahan mandiri yang berkelanjutan. “Sampah plastik bukan persoalan yang tidak bisa diselesaikan. Dengan alat sederhana pun bisa diolah dan dimanfaatkan kembali,” ujar dia.
Konsep TPS3R seperti di Caturharjo, kata dia, akan terus dikembangkan di wilayah lain di Bantul agar pengelolaan sampah bisa dilakukan lebih dekat dengan sumbernya. “Kami ingin sampah selesai di tingkat lokal, tidak semua harus dikirim ke TPA. Kalau dikelola di tingkat kalurahan seperti ini, manfaatnya langsung dirasakan warga.” (Advertorial)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News