Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatatkan penambahan cadangan emas per Agustus 2025, ketimbang melakukan penjualan sebagaimana dilaporkan World Gold Council.
Mengutip detail data International Reserve and Foreign Currency Liquidity BI cadangan aset emas bank sentral justru naik pada Agustus menjadi 2,58 juta troy ounce atau 88,45 ton, dari catatan posisi Juli 2025 yang sebesar 2,53 juta troy ounce atau setara 86,74 ton.
Posisi cadangan emas BI per Juli 2025 yang seberar 2,53 juta troy ounce itu tak mengalami perubahan sejak Juni 2018. Adapun besaran cadangan emas BI per Juni 2018 merupakan hasil penurunan dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,59 juta troy ounce atau setara 88,8 ton.
Data inilah yang menjadi acuan Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso sebelumnya membantah laporan yang dikeluarkan Analis Senior World Gold Council Krishan Gopaul terkait penjualan cadangan emas oleh BI seberat 11 ton per Juli 2025.
"Dapat kami sampaikan bahwa Bank Indonesia tidak melakukan penjualan emas sebagaimana disebutkan. Mohon teman-teman media dapat mengikuti informasi resmi mengenai perkembangan cadangan devisa Indonesia melalui website Bank Indonesia," tegas Ramdan Denny kepada CNBC Indonesia pada awal pekan ini, sebagaimana dikutip kembali Kamis (9/10/2025).
Sebagaimana diketahui, Krishan mengatakan, data penjualan cadangan emas itu bersumber dari IMF. "Data terbaru IMF menunjukkan bahwa Bank Indonesia mengurangi cadangan emasnya sebesar 11 ton pada bulan Juli," ujarnya.
Krishan juga menyebut selama Agustus tujuh bank sentral melaporkan peningkatan (satu ton atau lebih) cadangan emas mereka. Sebaliknya, hanya dua bank sentral yang melaporkan penurunan cadangan emas mereka, yakni bank sentral Indonesia dan Rusia.
Tujuh bank sentral yang menambahkan cadangan emas global secara bersih pada Agustus 2025 mencapai total seberat 15 ton.
Penambahan itu menurut World Gold Council menandakan kembalinya pola pembelian setelah cadangan emas global tidak berubah pada Juli.
Bank sentral pertama yang tercatat menambahkan stok emas nya ialah Bank Nasional Kazakhstan, dengan total pembelian mencapai 8 ton. Kepemilikan emas nya kini 316 ton, lebih tinggi 32 ton dibanding akhir 2024.
Kedua, ialah penambahan cadangan emas Bank Nasional Bulgaria sebesar 2 ton. Pembelian terbaru ini menjadikan catatan peningkatan bulanan terbesar sejak Juni 1997 (8 ton), menjadi 43 ton.
Ketiga, Bank Sentral Turki menambahkan 2 ton lagi ke cadangan emas resmi (termasuk kepemilikan bank sentral dan Departemen Keuangan). Cadangan resmi tahun ini telah meningkat sebesar 21 ton menjadi 639 ton.
Bank sentral keempat yang menambah kepemilikan emas nya ialah, People's Bank of China. Baru-baru ini bank sentral China dilaporkan membeli 2 ton, menandakan peningkatan cadangan emas bulanan kesepuluh yang dilaporkan secara berturut-turut. Total kepemilikan emas nya kini telah melampaui 2.300 ton, tetapi masih mencakup 7% dari total cadangan internasional.
Kelima, Bank Sentral Uzbekistan juga menambahkan 2 ton selama Agustus. Total cadangan emas kini mencapai 366 ton, 17 ton lebih rendah dibandingkan akhir tahun 2024.
Keenam, Bank Nasional Ceko atau CNB melanjutkan akumulasi stok emas nya yang stabil, dengan membeli tambahan 2 ton. Hal ini memperpanjang rekor pembelian bulanan bank menjadi 30 bulan, dan meningkatkan total cadangan emas menjadi 65 ton. CNB menargetkan untuk menyimpan 100 ton emas sebagai bagian dari cadangan internasional nya pada akhir 2028.
Ketujuh, ialah Bank Ghana yang membeli 2 ton emas baru-baru ini, meningkatkan pembelian secara tahun berjalan atau year to date menjadi 5 ton dan cadangan emas nya menjadi 36 ton.
"Bank Sentral Rusia (3 ton) dan Bank Indonesia (2 ton) adalah satu-satunya penjual emas. Penurunan cadangan emas Rusia kemungkinan terkait dengan program pencetakan koin nya," tulis Krishna Gopaul dalam laporannya yang termuat dalam gold.org.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Punya Tambang Emas Besar Tapi Soal Cadangan Kalah dari Singapura