Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia terpantau stabil pada perdagangan Selasa pagi (25/11/2025) seiring pasar menimbang meningkatnya sentimen risiko global dan prospek perundingan damai Ukraina yang berpotensi mengerek pasokan minyak ke pasar.
Namun, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) membantu menjaga harga tetap bertahan.
Mengacu Refinitiv pukul 09.20 WIB, harga minyak Brent terpantau di US$63,22 per barel, sedikit melemah dibanding US$63,37 pada Senin (24/11). Sementara minyak WTI berada di US$58,74 per barel, turun tipis dari US$58,84 pada sesi sebelumnya.
Pergerakan tersebut menegaskan kecenderungan sideways dalam sepekan terakhir, dengan Brent masih berada di kisaran US$63 dan WTI di area US$58-59. Pasar tampak menahan diri di tengah kombinasi faktor geopolitik dan kebijakan moneter.
Dari sisi sentimen global, investor kini mencermati meningkatnya risk appetite di pasar keuangan setelah reli harga saham dan sejumlah komoditas pada perdagangan Senin. Optimisme meningkat menyusul prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve, yang secara historis mendukung permintaan energi melalui potensi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
Di sisi geopolitik, perundingan damai Ukraina kembali menjadi sorotan. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping disebut melakukan komunikasi via telepon pertama sejak kesepakatan gencatan tarif bulan lalu, menambah rasa optimisme pelaku pasar. Lebih jauh, Trump juga menyampaikan nada positif terhadap kemungkinan gencatan senjata di Ukraina, setelah proposal perdamaian terbaru menunjukkan penyempitan perbedaan.
Namun, apabila perundingan benar-benar berujung kesepakatan, terdapat kemungkinan pelonggaran sanksi negara Barat terhadap Rusia. Hal ini dapat mengerek kembali pasokan minyak mentah dari Rusia ke pasar global. Dengan pasar yang saat ini juga dibayangi sinyal kelebihan pasokan, tambahan suplai dapat memberikan tekanan ke bawah pada harga.
Meski begitu, untuk saat ini, dampak proyeksi peningkatan suplai masih tertahan oleh meningkatnya selera risiko investor terhadap aset berisiko. Hal inilah yang membuat range harga Brent dan WTI cenderung stabil dibanding bergerak agresif.
Dengan demikian, pasar minyak sedang berada di titik keseimbangan psikologis: optimisme dari The Fed dan pasar saham menahan harga agar tidak jatuh, sementara bayangan tambahan suplai dari Rusia dan risiko geopolitik menahan harga agar tidak naik terlalu tinggi.
Pelaku pasar akan terus menanti perkembangan lanjutan dari negosiasi damai Ukraina, pembicaraan AS-China, serta petunjuk lanjutan dari pejabat The Fed dalam beberapa hari ke depan.
CNBC Indonesia
(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

















































