Bukan Xi Jinping, Ini Ujung Tombak China dalam Perang Dagang Lawan AS

4 hours ago 5

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Perdana Menteri China He Lifeng disebut memegang peran kunci dalam perang dagang dengan Amerika Serikat. Dia adalah figur yang selama ini lebih dikenal bekerja di balik layar.

Menurut seorang pelaku bisnis Amerika Serikat yang mendapat informasi dari pertemuan para pemimpin perusahaan terbesar dunia di Beijing, He Lifeng, yang selama ini dikenal sebagai orang kepercayaan lama Presiden Xi Jinping, tampil meyakinkan dalam perannya sebagai pengelola ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dalam konteks ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat, peran He kini makin sentral, terlebih setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif sebesar 145% terhadap sebagian besar produk China dalam langkah yang ia sebut sebagai "Hari Pembebasan" pada 2 April.

Setiap upaya untuk mencari jalan keluar dari ketegangan ekonomi antara kedua negara kini diprediksi akan melibatkan He, yang disebut-sebut sebagai "tsar perdagangan" dalam hubungan China-Amerika.

Dari Aparat Partai Kaku ke Negosiator Andal

Dalam wawancara dengan 13 investor asing dan diplomat yang telah bertemu He dalam setahun terakhir, Reuters mendapati perubahan mencolok dalam gaya berinteraksi He. Dulu dikenal sebagai aparat Partai Komunis yang kaku dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim, kini He dipandang lebih percaya diri dan efektif.

Sebagian besar narasumber berbicara secara anonim karena sifat sensitif dari interaksi tersebut. He juga tercatat telah melakukan setidaknya 60 pertemuan dengan pihak asing selama setahun terakhir-naik dibandingkan 45 pertemuan sejak ia resmi menjabat sebagai wakil perdana menteri pada Maret 2023 hingga Maret 2024.

Sementara itu, Trump mengeklaim dalam wawancaranya dengan TIME bahwa Xi telah meneleponnya, meski tanpa menyebutkan kapan percakapan itu terjadi. China sendiri membantah adanya negosiasi terkait tarif, namun baru-baru ini mengecualikan beberapa produk AS dari tarif balasan mereka, sembari menuntut agar Washington berhenti menggunakan "tekanan ekstrem" dan menunjuk mitra negosiasi yang layak.

Jika negosiasi mendetail dimulai, Li Chenggang, negosiator perdagangan baru China, akan menangani proses sehari-hari. Namun, He tetap menjadi pengawas utama, terutama dalam usaha AS untuk mengurangi defisit perdagangan barang yang hampir mencapai US$300 miliar AS dengan Beijing.

Meskipun kini lebih fasih berinteraksi dengan eksekutif Barat, beberapa pelaku bisnis menilai He bukanlah inovator kebijakan. Ia tetap membela strategi pertumbuhan berbasis ekspor China dalam berbagai pertemuan dengan pihak asing.

"Pada tingkat harian, He akan mempertahankan surplus perdagangan China," kata Wen-Ti Sung, senior fellow di Global China Hub, Atlantic Council. "Sulit melihat He akan melunak dalam isu surplus perdagangan, yang penting bagi penciptaan lapangan kerja di China."

Sebagai bagian dari upaya diplomasi ekonomi, He juga menjadi ujung tombak hubungan China dengan pasar maju seperti Jepang dan Uni Eropa. Bulan depan, ia dijadwalkan mengunjungi Paris untuk menghadiri dialog ekonomi, di mana para pejabat Prancis berharap dapat membahas pencabutan tarif China terhadap impor cognac.

Perjalanan Karier: Dari Pejabat Lokal ke Pusat Kekuasaan

Sebelum menempati posisinya saat ini, posisi ekonomi China diwakili oleh Liu He, ekonom lulusan Harvard yang fasih berbahasa Inggris dan pernah menegosiasikan kesepakatan dagang dengan AS. Dibandingkan Liu, latar belakang He lebih domestik, dengan gelar doktor ekonomi dari Universitas Xiamen, sehingga ia memerlukan masa adaptasi untuk menjadi wajah ekonomi Tiongkok di panggung global.

Beberapa eksekutif AS sempat kecewa ketika He menyampaikan hasil pertemuan kebijakan ekonomi utama pada Juli lalu. Salah satu yang hadir menggambarkan He saat itu tampak kurang energik dan dikelilingi oleh puluhan ajudan.

Berbeda dengan pendahulunya seperti Liu dan Wang Qishan, yang dikenal karena kefasihan dan gaya santai, He cenderung lebih kaku. Dalam sebuah pertemuan dengan delegasi bisnis Jepang pada Februari, He bahkan meremehkan kekhawatiran soal kontrol ekspor logam tanah jarang dan keamanan warga Jepang di China menyusul serangkaian insiden penikaman.

Namun demikian, dalam pertemuan bulan Maret, seorang pelaku bisnis menyatakan bahwa He mulai berbicara dengan cara yang lebih disukai oleh eksekutif Barat.

"Dulu seperti berbicara dengan ChatGPT," ungkapnya, "tapi kini ia mulai berkomunikasi dengan lebih efektif."

Sumber lain mengatakan He menunjukkan pemahaman mendalam tentang tantangan ekonomi China, seperti tekanan deflasi, krisis properti, populasi yang menua, hingga tarif perdagangan, serta memberikan analisis yang canggih tentang isu-isu tersebut.

He juga disebut-sebut menunjukkan keyakinan tinggi terhadap prospek Deepseek, sebuah startup AI lokal.

Julukan "Sang Penghancur" dari Tianjin

He Lifeng memulai kariernya di birokrasi lokal di Provinsi Fujian, tempat Xi Jinping membangun basis kekuasaannya di tahun 1990-an. Kedekatan keduanya bermula dari sana, bahkan He menghadiri pernikahan Xi, menurut laporan sebelumnya dari Reuters.

Pada 2009, He dipindahkan ke Tianjin, di mana ia mendapatkan julukan "He si Penghancur" karena proyek pembaruan kota dan infrastruktur masif yang memberi Tianjin wajah baru, namun juga menjerumuskan kota itu ke dalam utang besar.

Alfred Wu, pakar China dari National University of Singapore yang pernah bertemu He saat bekerja sebagai jurnalis di Fujian, menggambarkan He sebagai "birokrat lokal tipikal dan anak didik Xi Jinping yang sangat khas."

"Prioritas nomor satu He adalah melaksanakan instruksi Xi, yang menempatkannya dalam posisi lebih subordinat," kata Wu.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Pertimbangkan Turunkan Tarif China, Perang Dagang Reda?

Next Article Warning Xi Jinping untuk Trump, Blak-blakan Perang Dagang AS-China

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|