Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso memastikan pihaknya, dalam hal ini para penggilingan padi siap menjalankan tugas dari Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman untuk membantu Bulog dalam menyerap 2,1 juta ton setara beras. Target ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga stok beras nasional dan mendukung swasembada pangan.
Sutarto menyampaikan, sejak beberapa minggu lalu, Perpadi sudah berkoordinasi dengan anggotanya di seluruh daerah untuk menyiapkan mekanisme serapan. Katanya, penggilingan di tingkat daerah telah menetapkan target mingguan hingga akhir April 2025.
"Pada awalnya, target ini diberikan untuk satu tahun, tapi Pak Menteri meminta agar bisa dipercepat. Kami siap, meskipun pencapaian target ini tetap bergantung pada panen raya yang berlangsung Maret-April," kata Sutarto saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Senin (10/2/2025).
Meskipun target utama adalah 2,1 juta ton hingga akhir April, menurutnya, potensi serapan masih bisa bertambah hingga Mei dan Juni karena masih ada hasil panen yang dijual pada bulan-bulan tersebut.
Sutarto menyoroti pentingnya pendampingan saat panen agar kualitas gabah tetap terjaga. Ia menegaskan bahwa panen yang terlalu cepat atau terlalu lambat bisa berdampak pada kualitas hasil panen.
"Kalau dipanen terlalu cepat, butir hijau meningkat. Kalau terlambat, butir kuningnya meningkat. Ini harus dijaga agar kualitas optimal. Pemerintah dan kami dari Perpadi harus mendampingi agar panen dilakukan pada waktu yang tepat," jelasnya.
Foto: Pekerja memeriksa cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Pekerja memeriksa cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pengawasan dalam proses pascapanen, seperti penggunaan alat pengering dan blower, agar hasil panen tidak dicurangi dan tetap memiliki kualitas baik.
Sementara itu, sesuai arahan pemerintah, harga pembelian gabah dari petani ditetapkan minimal Rp6.500 per kilogram (kg). Sutarto memastikan penggilingan padi di bawah Perpadi akan mengikuti aturan ini.
"Pokoknya itu menjadi patokan kita. Itu yang harus kita lakukan. Kami tidak mempersoalkan harga Rp6.500, justru itu demi kesejahteraan petani," katanya.
Menanggapi pertanyaan apakah target 2,1 juta ton bisa tercapai, Sutarto optimistis. Dia pun menilai kondisi cuaca yang masih belum menentu tidak boleh menjadi penghalang. "Kita sudah sepakat bahwa setiap ada kendala di lapangan, harus dicari solusinya bersama. Tidak boleh dijadikan alasan untuk tidak mencapai target," tegasnya.
Lebih lanjut, Sutarto menyebut proses penyerapan sudah mulai berjalan di berbagai daerah, seperti Sumatera Selatan, NTB, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Aceh. Beberapa penggilingan bahkan sudah mulai melaporkan jumlah serapan mereka.
Sebelumnya, Mentan Amran memberi perintah kepada Perum Bulog untuk menyerap 2,1 juta ton setara beras dari Perpadi. Langkah ini merupakan bagian dari target serapan Bulog sebanyak 3 juta ton beras yang akan diserap dari petani di seluruh Indonesia.
Amran menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai gagasan besar Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah ingin mencapai swasembada dalam waktu yang sesingkat-singkatnya melalui kolaborasi berbagai pihak, termasuk kepolisian dan TNI, untuk memastikan kebijakan ini berjalan dengan lancar tanpa ada penyimpangan.
"Alhamdulillah, hari ini kita sepakat serap setara beras 2,1 juta ton. Kita sudah sepakati dengan seluruh penggilingan se-Indonesia. Alhamdulillah, nanti target kita (Bulog serap) 3 juta ton beras. (Serapan 2,1 juta ton dari Perpadi ini) tidak berbeda, itu termasuk di dalamnya yang 3 juta ton," kata Amran saat Konferensi Pers di kantornya, Senin (10/2/2025).
Dari total target 3 juta ton, 2,1 juta ton sudah menjadi komitmen penggilingan padi. Sisanya, sebesar 900 ribu ton, akan langsung diserap oleh Bulog dari petani. Dengan langkah ini, pemerintah berharap stok beras nasional tetap terjaga dan harga di pasaran stabil.
"Tinggal 900 ribu ton lagi nanti itu diadakan langsung oleh Bulog ke petani," ujarnya.
Selain itu, Amran juga menekankan bahwa harga pembelian gabah dari petani minimal Rp6.500 per kg, untuk menjaga kesejahteraan petani. Harga ini tidak hanya berlaku bagi Bulog, tetapi juga bagi seluruh pihak yang membeli gabah dari petani. Kepolisian akan mengawal kebijakan ini agar tidak ada penggilingan yang membeli di bawah harga yang telah disepakati.
"Kepolisian akan mengawal, ini tujuan dari MoU. Karena kesepakatan kita adalah Rp6.500 diserap bukan saja bulog, tapi semua pihak. Supaya apa? Kesejahteraan NTP petani jangan jatuh. Supaya kesejahteraan petani terjaga," terang dia.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kementerian BUMN Ganti 2 Pejabat Perum Bulog
Next Article Amran Beraksi! Copot Direktur Kementan karena Terima Suap Rp 700 Juta