Bus Sekolah Rakyat Segera Digunakan untuk Keliling Museum di DIY

2 hours ago 3

Bus Sekolah Rakyat Segera Digunakan untuk Keliling Museum di DIY Kementerian Sosial dan Kementerian Perhubungan melakukan penandatanganan kerja sama penyediaan bus untuk sekolah rakyat SR di SR MA 20, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Kamis (6/11/2025). - Harian Jogja/Andreas Yuda Pramono

Harianjogja.com, SLEMAN–Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan hibah bus sekolah ke Sekolah Rakyat (SR) MA 19 dan 20 di Provinsi DIY. Pekan ini juga, bus tersebut akan langsung digunakan sebagai transportasi untuk berkunjung ke museum-museum di DIY.

Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, mengatakan bus tersebut hanya digunakan untuk kepentingan belajar mengajar, seperti kunjungan ke museum. Ia berharap penggunaan bus ini bisa dimaksimalkan, termasuk apabila ada sekolah lain yang ingin menggunakannya, ia mempersilakan untuk bermusyawarah terlebih dahulu.

Pemberian bus tersebut juga menjadi wujud nyata pengembangan dunia pendidikan dan pengentasan kemiskinan yang terarah dan kolaboratif. Tujuan akhirnya adalah kesejahteraan keluarga.

“Program Sekolah Rakyat itu jantung pengentasan kemiskinan, karena siswa-siswi yang ada berasal dari keluarga miskin atau miskin ekstrem,” kata Saifullah kepada wartawan di SR MA 20, Bromonilan, Purwomartani, Kamis (6/11/2025).

Keluarga para siswa tentu akan mendapat bantuan juga lewat sejumlah program, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Jaminan Kesehatan PBI-JK, Bansos (PKH, Sembako) dan Atensi, 3 Juta Rumah, Pemberdayaan (PPSE), Keanggotaan Koperasi Desa Merah Putih, dan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pengembangan program SR akan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang. Jumlah siswa SR saat ini masih 16.000 siswa. Kemensos menargetkan jumlah siswa hingga 45.000 pada 2026.

Gubernur Provinsi DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan keberadaan bus tersebut bisa memudahkan pembelajaran luar kelas di museum-museum. Apalagi di Provinsi DIY sudah ada Keputusan Gubernur DIY yang mewajibkan anak-anak sekolah mengunjungi museum-museum.

“Acara hari ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir dengan pendekatan holistik yang menghubungkan akses sosial, mobilitas, dan masa depan pendidikan anak bangsa,” kata Sri Sultan HB X.

Ia mengutip penelitian Kemensos bahwa transportasi inklusif meningkatkan peluang anak bertahan di sekolah hingga 30% lebih tinggi. Akses bukan sekadar soal jalan dan kendaraan, tetapi tentang membuka masa depan, keadilan sosial, dan membangun generasi yang berdaya.

Pembangunan sosial tidak bisa berjalan tanpa sistem transportasi yang adil. Mobilitas tanpa empati hanya akan menciptakan kesenjangan baru.

“Yogyakarta selalu terbuka sebagai laboratorium kolaborasi di mana kebijakan diuji oleh realitas dan inovasi yang lahir dari empati,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|