Di Usia 58 Tahun, Kazuyoshi Miura Kembali Menulis Sejarah di Lapangan Hijau Bersama Fukushima United

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Waktu seolah tak berjalan bagi Kazuyoshi Miura. Pada usia 58 tahun, legenda hidup sepak bola Jepang itu kembali menantang batas dengan menandatangani kontrak peminjaman bersama klub divisi tiga Jepang, Fukushima United. Ini akan menjadi musim ke-41 Miura sebagai pesepak bola profesional, sebuah perjalanan panjang yang sarat keteguhan dan cinta tanpa syarat pada sepak bola.

Miura, yang akrab disapa King Kazu, juga akan kembali merasakan atmosfer tiga kasta teratas sepak bola Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

“Semangat saya terhadap sepak bola tidak berubah, berapa pun usia saya,” ujar Miura, yang akan genap berusia 59 tahun pada Februari mendatang. “Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan akan bermain dengan sepenuh kemampuan untuk memberi kontribusi. Mari kita ciptakan sejarah bersama.”

Karier Miura dimulai jauh dari tanah kelahirannya. Ia menandatangani kontrak profesional pertamanya bersama klub Brasil, Santos, pada 1986. Dari sana, perjalanan membawanya menjelajah Eropa, memperkuat Genoa di Italia, Dinamo Zagreb di Kroasia, hingga Oliveirense di Portugal. Sebuah lintasan karier lintas benua yang jarang ditempuh pemain Asia pada masanya.

Peminjaman ke Fukushima United menjadi yang keempat sejak 2022 dari Yokohama FC, klub J2 League yang masih memegang hak registrasinya. Musim lalu, Miura bermain bersama Atletico Suzuka di divisi empat Jepang. Meski tak mencetak gol dan hanya tampil selama 69 menit dalam tujuh laga, kehadirannya tetap menjadi simbol keteladanan di ruang ganti, meski tim tersebut akhirnya terdegradasi ke liga regional.

Di level internasional, Miura mencatatkan 55 gol dari 89 penampilan bersama timnas Jepang sejak debutnya pada 1990. Namun, satu kisah pahit tetap melekat dalam kariernya: dicoret dari skuad Jepang pada Piala Dunia 1998, turnamen perdana Samurai Biru di panggung dunia. Dua tahun berselang, Miura memilih menutup lembaran pengabdiannya bersama tim nasional.

Kini, hampir empat dekade sejak debut profesionalnya, Miura masih menolak menyerah pada usia. Di tengah tubuh yang menua, ia terus merawat mimpi, bukan demi sorotan, melainkan demi kecintaannya pada sepak bola. Ini sebuah pengabdian yang menjadikannya legenda hidup, bukan hanya di Jepang, melainkan juga dunia.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|