Pengunjung melihat teknologi baterai mobil listrik yang dipajang di pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (21/11/2025). Pameran yang berlangsung hingga 30 November ini digelar untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional yang terus menunjukkan tren positif. GJAW 2025 menghadirkan lebih dari 80 merek otomotif, terdiri dari 33 merek kendaraan penumpang, 10 merek roda dua, 2 perusahaan karoseri nasional, serta lebih dari 40 industri pendukung.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Industri kendaraan listrik terus berpacu memperpanjang usia baterai. Dua riset terbaru dari Amerika Serikat dan China memberi gambaran jelas soal tantangan sekaligus peluang di sektor ini.
Penelitian di Amerika Serikat mengungkap alasan sebagian baterai kendaraan listrik justru menua lebih cepat dari perkiraan. Studi ini dilakukan oleh Laboratorium Nasional Argonne bersama Universitas Chicago, dikutip dari Carnewschina, Selasa (30/12/2025).
Hasilnya mengejutkan. Katoda nikel tinggi berbasis kristal tunggal, yang selama ini dianggap lebih awet, ternyata tetap rentan rusak. Penyebabnya bukan batas butir seperti pada material polikristalin, melainkan tekanan mekanis dari reaksi elektrokimia yang tidak merata di dalam partikel.
Tekanan internal tersebut muncul saat proses isi ulang dan pengosongan berlangsung berulang kali. Akibatnya, struktur kristal retak. Kapasitas baterai pun turun lebih cepat.
Temuan ini menantang asumsi lama di industri baterai. Desain kristal tunggal memang menghilangkan satu sumber keretakan, tetapi bukan jaminan umur panjang.
Pada saat yang sama, para peneliti China bergerak dari arah berbeda. Fokus mereka bukan hanya memahami penuaan baterai, melainkan juga memulihkan baterai yang sudah terdegradasi.
Pada paruh kedua 2025, peneliti Universitas Sains dan Teknologi Huazhong melaporkan metode regenerasi berbasis garam lebur. Teknik ini diterapkan pada katoda nikel tinggi baterai lithium-ion yang umum dipakai mobil listrik.
Hasil uji laboratorium menunjukkan kapasitas pelepasan bisa dipulihkan hingga 76 persen dari kondisi awal. Proses ini memungkinkan ion litium kembali masuk ke struktur kristal yang sebelumnya rusak akibat siklus jangka panjang.
Peneliti mencatat, banyak baterai kendaraan listrik bekas masih memiliki integritas struktural yang memadai. Artinya, secara material, baterai tersebut belum sepenuhnya “mati”.
Temuan ini penting. China kini memasuki fase pensiun baterai kendaraan listrik skala besar. Jumlah baterai akhir masa pakai diproyeksikan melonjak dalam beberapa tahun ke depan.

1 hour ago
2

















































