Diam-Diam Ada Investor Minat Garap Proyek Batu Bara Jadi Pengganti LPG

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan masih ada investor yang tertarik untuk melanjutkan proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Sekalipun pengembangannya sempat terhenti setelah perusahaan asal Amerika Serikat yakni Air Products hengkang.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi tengah meninjau ulang prospek proyek DME dengan mempertimbangkan beberapa proposal baru yang masuk dari calon investor.

"Pak Menteri kemarin sebagai Ketua Satgas Hilirisasi, mencoba untuk prospek DME ini dengan beberapa proposal yang ada. Ada satu atau dua yang menunjukkan IRR-nya positif, cukup lumayan, cukup kompetitif," kata Tri dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia Special Road to Hari Tambang dan Energi 2025, dikutip Rabu (22/10/2025).

Tri membeberkan kerja sama antara PTBA dan Air Products sejatinya sempat memasuki tahap penjajakan dan perencanaan awal. Dalam proyek ini, PTBA akan menyediakan batu bara, Air Products bertanggung jawab pada proses pengolahan menjadi DME, sedangkan Pertamina akan menjadi pembeli produk.

Namun, perbedaan penetapan harga menjadi ganjalan untuk proyek ini berjalan. Adapun, Air Products maupun Pertamina sama-sama menetapkan harga yang membuat sisi pertambangan tidak ekonomis.

Tri menilai, sejak awal gelagat permasalahan proyek DME sudah mulai nampak. Menurutnya, nilai dalam proyek itu terus mengalami perubahan, namun pihak perusahaan berupaya untuk menetapkan harga tetap.

Sementara, ketika kondisi keekonomian berubah, harga batu bara justru diminta untuk ditekan terlalu rendah, sehingga proyek menjadi tidak lagi layak secara ekonomi.

"Nah, tetapi kemudian kita coba, Pak Menteri kemarin sebagai Ketua Satgas Hilirisasi, mencoba untuk prospek DME ini dengan beberapa proposal yang ada. Ada satu atau dua yang menunjukkan IRR-nya positif, cukup lumayan, cukup kompetitif," ujarnya.

Ia pun berharap ke depan proyek tersebut dapat bisa ditindaklanjuti kembali. Mengingat, tahap awal yang dilakukan baru sebatas pengajuan proposal, sehingga masih perlu dilakukan pendalaman melalui studi kelayakan.

"Kemudian barulah kita tahu bahwa proyek itu feasible. Kira-kira seperti itu. Jalannya apakah masih panjang atau tidak, depend tergantung nanti seperti apa ininya, kecepatannya," ujar Tri.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pantas Prabowo Semangat Dorong Hilirisasi Batu Bara, Ini Alasannya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|