Ditekan Perang Tarif AS-China, IHSG Turun 0,7%

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (5/2/2025), setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2024 dan sepanjang 2024.

HSG ditutup melemah 0,7% ke posisi 7.024,23. IHSG masih berada di level psikologis 7.000 hingga akhir perdagangan hari ini.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 26 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 243 saham menguat, 327 saham melemah, dan 231 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor keuangan dan kesehatan menjadi penekan terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini yakni masing-masing mencapai 1,4% dan 1,13%.

Sementara dari sisi saham, tiga emiten perbankan raksasa menjadi penekan terbesar IHSG yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 17,3 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 13,3 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 7,1 indeks poin.

Selain itu, ada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang juga membebani IHSG sebesar 5,2 indeks poin dan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebesar 4,5 indeks poin.

IHSG melemah meski perekonomian Indonesia pada 2024 masih cenderung baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi selama 2024 sebesar 5,03% secara tahunan (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi 2024 mencapai 5,03%," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).

Realisasi ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 5,05%. Bahkan dibandingkan 2022 yang mencapai 5,31%, ekonomi saat ini jauh lebih rendah.

Meski begitu, ekonomi RI membaik secara kuartalan, pada IV-2024 Produk Domestik Bruto (PDB) berhasil tumbuh 5,02% yoy. dari sebelumnya pada kuartal III-2024 hanya mencapai 4,95% yoy.Adapun, periode kuartal IV/2024 lalu bisa dibilang menjadi periode pertama Presiden PrabowoS ubianto memimpin pemerintahan RI.

Terkait komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi,yang terbesar masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, namun pertumbuhannya 4,94%. Distribusi konsumsi rumah tangga mencapai 54,04%.

Komponen kedua yang terbesar adalah investasi dengan pertumbuhan 4,61% dengan andil 29,15%.

Belanja pemerintah tumbuh 6,61% dengan distribusi 7,73%. Sementara ekspor 6,51% dengan distribusi 22,18%.

Dari sisi industri, ada industri pengolahan yang menjadi pendorong terbesar dengan 0,90%. Selanjutnya adalah perdagangan dengan 0,67%, konstruksi 0,64% dan infokom 0,50% serta yang lainnya 2,32%.

Dari global, sentimen kurang menggembirakan datang setelah China membalas resmi memberlakukan tarif balasan terhadap sejumlah impor dari Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Langkah China ini terjadi hanya beberapa jam setelah tarif tambahan sebesar 10% yang dikenakan AS terhadap seluruh impor dari China mulai berlaku pada Selasa (4/2/2025), pukul 12:01 pagi waktu setempat.

Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif sebesar 15% untuk batu bara dan gas alam cair (LNG) asal AS, serta tarif 10% terhadap minyak mentah, peralatan pertanian, dan beberapa jenis kendaraan.

Selain itu, Beijing juga mulai melakukan investigasi anti-monopoli terhadap Google, perusahaan induk Alphabet Inc, serta memasukkan PVH Corp-pemilik merek Calvin Klein-dan perusahaan bioteknologi AS, Illumina, ke dalam daftar entitas yang tidak dapat dipercaya.

Di saat yang sama, China memperketat kontrol ekspor atas sejumlah logam tanah jarang dan mineral penting lainnya yang sangat dibutuhkan untuk teknologi tinggi dan transisi energi bersih.

Aksi balasan China tersebut menambah ketidakpastian di global, membuat pasar kembali menahan selera risikonya dan cenderung wait and see. Alhasil, IHSG pun kembali merana pada hari ini setelah kemarin menghijau.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Saham Konglomerat Banyak Diburu, Hati-Hati Rawan Longsor!

Next Article IHSG Dibuka Ambles, Turun ke Level 7.335

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|