Dunia Sudah Pakai BBM Campuran Etanol, Ini Daftarnya

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan penggunaan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin sudah banyak diterapkan di sejumlah negara. Bahkan, penggunaannya sudah lebih besar dibandingkan dengan Indonesia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menjelaskan, sejauh ini sudah ada banyak negara yang telah memanfaatkan etanol untuk campuran BBM jenis bensin, antara lain Amerika, Brazil, Thailand, India, dan negara di Eropa.

"Negara lain udah banyak. Di petanya itu Amerika sudah E20, Brazil sudah fleksi ya, tapi kebijakan dia kalau nggak salah E35 sama E100. Jadi di tengahnya terserah, baseline-nya E35. Terus kayak Thailand E20, India juga E20, terus yang Eropa-Eropa sudah E10 semua itu," kata Eniya di Jakarta, Senin (6/10/2025).

Menurut Eniya, saat ini pemerintah tengah mendorong peningkatan penggunaan etanol sebagai campuran BBM jenis bensin. Bahkan, pemerintah tengah menyiapkan pembangunan pabrik bioetanol di Merauke, Papua Selatan yang ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2027 mendatang.

"Intinya di Papua kalau tidak salah, saya mendengarnya sih ada 300 ribu, 150 ribu sampai 300 ribu kiloliter ya, etanol per tahun," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan pemerintah tengah mendorong pengembangan bioetanol sebagai campuran untuk bensin. Adapun, proyek bioetanol di Merauke saat ini masih dalam proses.

"Ini untuk pemenuhan pabrik dan diharapkan bisa selesai tahun 2027. Ini sudah berproses. Investor dari dalam negeri," kata Yuliot di Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Di sisi lain, Yuliot mengungkapkan pemerintah tengah melakukan konsolidasi untuk mendukung percepatan proyek pembangunan pabrik. Hanya saja, ia tidak memerinci besaran nilai investasi yang akan digelontorkan.

Di samping itu, pemerintah juga tengah mengevaluasi rencana penerapan BBM jenis Solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50 persen atau B50. Ditargetkan, penerapan B50 ini bisa diterapkan mulai awal 2026.

Adapun saat ini pemerintah sudah memberlakukan campuran biodiesel 40% atau B40. Program B40 mulai berjalan pada awal 2025 ini.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Punya Harta Karun Baru, Bisa Gantikan BBM Bensin!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|