Ekonomi RI Zaman Soeharto Pernah 8%, Eks Menkeu Ini Ungkap Resepnya

2 months ago 20

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat Khusus Presiden RI untuk Urusan Ekonomi dan Pembangunan Nasional yang juga mantan Menteri Keuangan RI periode 2014-2016, yakni Bambang Brodjonegoro memberikan resep agar Indonesia dapat mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.

Adapun resep tersebut yakni pemanfaatan sektor manufaktur. Pada periode 1994-1995 atau masa Orde Baru, Indonesia sempat berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8% dan tingkat kemiskinan juga berkurang signifikan, meski masih jauh dari 0%.

"Apa resepnya? Resepnya adalah manufaktur," kata Bambang dalam acara Indonesia Economic Summit 2025 yang digelar oleh Indonesia Business Council (IBC) di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Pada saat itu, ekonomi Indonesia benar-benar didorong oleh pertumbuhan sektor manufaktur, tetapi dalam manufaktur padat karya, tekstil, garmen, elektronik, dan alas kaki. Alhasil, pada masa itu Indonesia dapat menciptakan banyak lapangan kerja bagi Indonesia dan hasilnya yakni pengurangan kemiskinan yang cukup signifikan.

Namun untuk mencapai kembali masa ekonomi periode 1994-1995, sektor manufaktur RI harus dirubah, bukan lagi sesuai saat ini yang dinilai sudah kalah saing. Adapun Bambang menyarankan Indonesia dapat memanfaatkan kebijakan hilirisasi kita.

"Kita dapat memanfaatkan kebijakan hilirisasi kita, menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam kita, tentu saja dengan mengundang FDI serta investasi domestik untuk mendukung kebijakan hilirisasi, serta mencoba menciptakan rantai pasokan di dalam negeri untuk mendukung kebijakan hilirisasi ini," pungkas Bambang.

Sebelumnya, sektor manufaktur Indonesia sempat terpuruk, di mana berdasarkan data Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur S&P Global, Indonesia mengalami keterpurukan manufaktur selama lima bulan beruntun yakni pada periode Juli - November 2024.

Dalam periode tersebut, manufaktur RI berada di bawah angka acuan yakni 50. Artinya pada periode tersebut, manufaktur RI mengalami kontraksi.

Namun sejak Desember 2024, manufaktur RI kembali ekspansif dan berada di atas angka acuan 50. Meski sudah pulih sejak Desember 2024, tetapi tampaknya sektor manufaktur RI belum benar-benar pulih.

Hal ini karena potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil masih cukup besar, sehingga hal ini menandakan bahwa sektor manufaktur RI masih berada di level rawan.


(chd/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Pemerintah Capai Target Realisasi Investasi di 2025

Next Article Manufaktur RI Makin Hancur, Prabowo Sulit Kejar Capaian Soeharto

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|